Hidayatullah.com — Wakil ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Marsudi Syuhud menyampaikan rasa syukurnya atas kenikmatan berupa kesempatan turut merasakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-76 tahun ini.
“Pertama-tama saya bersyukur pada Allah karena sampai saat ini masih diberikan kesempatan untuk turut merasakan HUT RI ke-76 ini,” ujar Kiai Marsudi melansir laman resmi MUI, Selasa (17/08/2021).
Ketua PBNU ini menyampaikan meski sudah merdeka dari jeratan penjajah, baginya merdeka juga harus diukur dari aspek berpikir, bersikap, dan terutama bidang kesejahteraan ekonomi.
“Pesan saya untuk Indonesia yang merdeka adalah harus menerapkan prinsip Al-musawah Al-fiqhiyah atau prinsip kesetaraan dalam segala aspek baik di hadapan hukum maupun ekonomi,” ujarnya.
Khusus ekonomi, Kiai Marsudi meminta negara mestinya memahami batas kecukupan dan keseimbangan ekonomi antara ekonomi rakyat pribadi dan sosial. Dengan cara demikian, berarti bangsa Indonesia dapat menjamin keseimbangan kepentingan ekonomi rakyat per individu dan juga kepentingan ekonomi untuk bersama (publik).
“Prinsip kepemilikan yang ganda, kepemilikan individu harus tetap dijalankan dan diakui. Kepentingan publik juga demikian, pemerintah mewakili kepentingan publik tapi juga memastikan kepentingan individu jangan sampai terabaikan,”bebernya.
Lebih lanjut, mengenai sumber daya Indonesia kiai Marsudi berpesan jangan sampai ada pihak yang terlalu dominan menguasainya. Untuk itu peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menghindari dikuasainya sektor ekonomi dari kepentingan-kepentingan tertentu.
Menurut Kiai Marsudi, peran pemerintah sangat strategis dalam aspek ekonomi. Selain mengatur sektor ekonomi, pemerintah juga memiliki peran untuk mendukung sektor ekonomi yang kecil sehingga mampu menjadi besar nantinya. Tentu saja dalam hal ini campur tangan negara sangat diperlukan.
“Sektor ekonomi perlu ditingkatkan, ekonomi kecil harus diberdayakan sehingga nantinya mulai banyak pengusaha yang starting up,” ungkapnya.
Kiai Marsudi mengatakan bahwa bangsa yang kuat dapat dilihat dari persentase para pelaku ekonomi yang ada di dalamnya seperti Amerika yang memiliki pelaku ekonomi sebesar 11% dan Singapura sebesar 8%.
Kiai Marsudi menjelaskan bahwa Indonesia memiliki persentase pelaku ekonomi yang masih rendah. Oleh sebab itu ia menuturkan betapa pentingnya keseimbangan ekonomi secara individu dan publik sehingga kejayaan dalam aspek ekonomi itu dapat tercapai.
Terakhir, Kiai Marsudi yang tidak kalah penting adalah menjaga pilar-pilar bangsa Indonesia yang lain seperti menjaga asas negara yang berlandaskan ketuhanan Yang Maha Esa.
“Pancasila adalah dasar negara kita, salah satu isinya berbunyi negara yang Berketuhanan Maha Esa. Oleh sebab itu kita harus menjaganya, jangan sampai lepas darinya karena itu adalah jati diri bangsa Indonesia,” tutupnya.*