Hidayatullah.com — Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas buka suara mengenai penyerangan terhadap tokoh agama yang kembali terjadi belakangan ini. Menurutnya kejadian seperti itu sering kali terulang. Dia mengaku prihatin dan meminta polisi bekerja profesional dan terbuka.
“Kita berharap agar pihak kepolisian benar-benar bekerja secara serius dan professional serta terbuka. Kalau ada kasus-kasus pelanggaran hukum semacam ini informasi tentang tindak lanjut dan penyelesaiannya benar-benar disampaikan kepada publik secara terbuka,” ujar ketua Muhammadiyah ini saat dihubungi Hidayatullah.com (20/09/2021).
Anwar Abbas ini menyampaikan polisi perlu terbuka setiap kali ada kasus penyerangan terhadap tokoh agama. “Agar masyarakat juga tahu dan bahkan bisa menguji kebenaran dari keputusan-keputusan terhadap si pelaku tersebut,” katanya.
Pria yang akrab disapa Buya Abbas ini berterus terang bahwa dirinya sudah mendekati bosan bicara dan berkomentar tentang adanya usaha dan upaya dari pihak-pihak tertentu yang menyerang para ustadz dan ulama karena ingin menciderai atau membunuh mereka.
“Dan kalaupun si pelakunya ditangkap sangat sering ujung-ujungnya si pelaku dikatakan sebagai orang yang sakit jiwa sehingga proses hukumnya tidak bisa dilanjutkan. Tapi betulkah dia atau mereka sakit jiwa? Ya nggak tahu. Gelap,” cetusnya.
Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan ini menuturkan kasus semacam ini yang tau biasanya hanya pihak polisi. “Seandainya yang bersangkutan berhasil ditangkap bagaimana prosesnya selanjutnya, juga banyak dari kita yang tidak tahu apakah sampai ke pengadilan atau tidak,” tuturnya.
Akhirnya lanjut Buya Abbas berbagai spekulasi isu dan rumor beredar yang intinya akan membuat masyarakat tidak percaya kepada pihak kepolisian. Hal ini tentu jelas tidak baik karena pihak kepolisian itu adalah penegak hukum.
Buya Abbas mengingatkan pentingnya kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum, yakni polisi. “Dan kalau kepercayaan masyarakat kepada pihak kepolisian sebagai penegak hukum sudah rusak apalagi hilang maka apalah jadinya negeri ini,” tukasnya.
“Tentu negeri ini juga akan rusak karena sudah tidak ada orang atau institusi yang dipercaya oleh masyarakat yang ingin mencari dan mendapatkan keadilan karena mereka tidak lagi tahu kepada siapa mereka akan menyampaikan keluhannya bagi tegaknya keadilan yang mereka inginkan dan harapkan,” imbuhnya.
Terakhir, Buya Abbas menyatakan perlunya citra polisi sebagai penegak hukum yang benar-benar baik karena yang dibutuhkan rakyat bukan hanya sekedar polisi tapi polisi yang berakhlak yang bekerja secara professional untuk melindungi dan menciptakan keamanan dan rasa aman pada rakyat,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penyerangan ke tokoh agama kembali terjadi, kali ini korbannya, seorang ustadz yang sedang ceramah di masjid. Diketahui ust itu bernama Abu Syahid Chaniago.
Seperti yang disaksikan Hidayatullah.com, kejadian itu diupload melalui kanal Youtube Front Media Lampung, pada Senin (20/09/2021). Berjudul “Detik-Detik Ust Chaniago di Serang Oleh OTK Saat Ceramah di Masjid Baitusyakur Batam. Sebelum Zuhur tadi”.
Sebelumnya lagi, Ketua Majelis Ta’lim di Tangerang, Ust Marwan ditembak, dan pelakunya masih berstatus buron. Sementara itu, Ditempat berbeda, seorang pendeta Gereja Toraja Klasis Makassar juga mengalami teror pelemparan bom molotov oleh mantan pekerja gereja. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Kabarnya, pelaku berhasil ditangkap oleh aparat dan telah diamankan di kantor polisi setempat.*