Hidayatullah.com — Kepala Detasemen Khusus atau Kadensus 88 Irjen Marthinus Hukom menyebut pihaknya menangkap 370 orang terkait kasus terorisme sepanjang tahun 2021. Marthinus mengatakan terjadi peningkatan jumlah penangkapan dari tahun 2020, meski begitu tingkat kejadian terorisme mengalami penurunan.
“Memang kalau kita lihat dari angka-angka yang tadi ditanyakan di mana terorisme saat ini dan depan. Perlu saya jelaskan bahwa tahun 2020, Densus berhasil menangkap 232 orang. Kejadiannya yang menonjol pada saat itu atau kejadian teror 13. Lalu kemudian pada tahun 2021 Densus berhasil menangkap 370, namun kejadian menurun menjadi 6 kejadian,” kata Marthinus kepada wartawan, Senin (21/3/2022).
Sedangkan untuk 2022, tercatat ada 56 orang teroris tertangkap. Hal itu terhitung sejak Januari-Maret 2022.
“Per Maret 2022 Densus sudah menangkap 56 personel anggota jaringan teroris,” ujarnya.
Marthinus mengatakan jumlah teroris meningkat dari tahun ke tahun. Dia menegaskan jaringan terorisme masih aktif sampai saat ini.
“Artinya secara kuantitatif, penangkapan itu kan meningkat dari 2020, 232 menjadi 370. Artinya sel-sel terorisme ini tetap aktif,” ucapnya.
Densus 88 terus berupaya melakukan pencegahan dengan melakukan langkah preemtif guna menurunkan tingkat kejadian terorisme.
“Kami upaya melakukan pencegahan atau preemtif strike dengan menangkap yang sudah memiliki bukti-bukti yang cukup sehingga pada tahun 2021 itu penangkapan itu menurunkan tingkat attack atau kejadian terorisme. Namun dengan penangkapan begitu banyak, itu berindikasi bahwa terorisme itu masih ada,” katanya.
Marthinus Hukom juga menjelaskan bahwa pihaknya tak pandang bulu dalam menumpas pelaku terorisme. Dia juga menegaskan bahwa tindakan terorisme tak terkait dengan agama apa pun.
“Siapa pun yang melakukan terorisme tanpa melihat latar belakang agama yang kita harus (tangani),” ujarnya.