Hidayatullah.com–Gempa Bumi yang terjadi di Sorong, Papua Barat Jum’at, (25/09/2015) sekitar pukul 00.53 WIT berdampak pada beberapa bangunan di Kompleks Pondok Pesantren Hidayatullah Sorong.
Miftahuddin, seorang warga di Pesantren Hidayatullah Sorong melaporkan, beberapa gedung pendidikan tempatnya mengalami keretakan pada dinding-dindingnya.
Selain itu, masjid yang menjadi tumpuan segala aktifitas di pesantren itu juga mengalami keretakan pada beberapa bagian dindingnya.
“Alhamdulillah, walaupun goncangannya terasa hebat dan kuat, tapi bangunan-bangunan pondok hnaya rusak ringan. Tidak ada kerusakan berat seperti yg terjadi di tetangga,” lapor Miftah yang juga Ketua LZIS, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sorong.

Sebagaimana data yang dirilis BMKG di situs resminya, titik gempa berada 31 KM di Timut Laut Kota Sorong. Dari Kabupaten Sorong sendiri, gempa berkekuatan 6,8 SR ini berjarak 93 KM di arah Batat Laut.
Gempa yang terjadi seiring dengan umat Islam merayakan Hari Idul Adha ini rupanya tidak mempengaruhi aktifitas warga dan para santri di pesantren yang beralamat di Jalan Supriadi Makbusun Mayamuk Sorong Papua Barat ini.
“Sekolah memang libur Hari Tasyrik. Tapi kami harus melanjutkan pemotongan sapi yang masih tersisa 7 ekor, ” tambah Miftah yang juga alumni STIS Hidayatullah Balikpapan ini.
Menurut Miftah, seorang Muslim memang diajarkan untuk tidak larut dalam kesedihan atas sebuah musibah. Seorang muslim yang ditimpa musibah hanya diajarkan untuk mengucapkan “إنا لله و إنا إليه راجعون” sebagai bentuk penerimaan atas taqdir-Nya.
Sebagaimana diketahui, Hidayatullah Kota Sorong yang baru berdiri 5 tahun ikut merasakan dampak gempa ini. Bahkan, getaran di pesantren yang dipimpin Ustadz Ali Lingge ini dinilai lebih terasa sebab lebih dekat ke pusat gempa.
“Alhamdulillah, (hanya) halaman sekolah saja yang retak,” lapor Ustadz Ali.*/Ibnu Basyier