Hidayatullah.com– Sebagai negara yang berdaulat, sudah selayaknya Indonesia juga memiliki kemandirian dalam bidang ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Namun faktanya tidak demikian. Demikian menurut Presiden Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) Heppy Trenggono.
Kata dia, secara ekonomi Indonesia belum seutuhnya berdaulat. Sebagai contoh, Indonesia memiliki produksi kelapa terbesar di dunia. Punya areal tanaman sekitar 3,88 juta hektar dengan produksi sekitar 3,2 juta ton setara kopra.
“Tetapi, dalam hal harga, Indonesia belum mampu mengendalikannya. Harga kopra justru dikendalikan oleh negara-negara yang bukan penghasil kopra,” ungkapnya kepada hidayatullah.com baru-baru ini.
Lebih ironis lagi, turunnya harga bukan karena dinamika ekonomi, tetapi lebih karena harga di luar negeri yang mengalami penurunan.
“Harga turun bukan karena persediaan kopra mereka berlebihan, tetapi karena harga di bursa Rotterdam (Belanda) turun. Itulah yang mereka sebut dengan mekanisme pasar,” jelasnya.
Kedaulatan Ekonomi Rakyat
Oleh karena itu, dinilai penting oleh Presiden IIBF untuk Indonesia segera menyusun agenda mewujudkan kedaulatan ekonomi rakyat.
“Sekarang waktunya Indonesia harus segera berbenah untuk menciptakan ketahanan perekonomian rakyat agar mereka tidak semakin menderita. Fenomena ambruknya perekonomian rakyat dalam hal ini adalah kelapa, seperti di Halmehera, bukan sebuah kejadian tunggal.
Hal ini juga terjadi di berbagai sektor lain seperti pertanian, peternakan, pasar tradisional, warung-warung serta berbagai sektor lainnya terus terjadi dan mewarnai hari-hari rakyat Indonesia di seluruh pelosok tanah air,” rincinya.
Heppy Trenggono pun mengajak segenap anak bangsa untuk kembali mencintai produk bangsa sendiri.
“Membeli produk sendiri berarti kita membela bangsa dan saudara sendiri. Inilah pertahanan terakhir menghadapi gempuran produk asing untuk menghindari terjadinya bencana ekonomi Indonesia ke depan,” tegas penggagas Gerakan Beli Indonesia ini.
“Jika produknya dibeli maka akan bertumbuh industri-industri. Jika industri tumbuh, maka tidak perlu lagi anak-anak negeri ini pergi ke luar negeri menjadi TKI, karena mereka mudah mendapatkan penghidupan di negeri sendiri,” lanjutnya.
IIBF dijadwalkan menggelar Pameran dan Kongres Beli Indonesia pada 3 – 5 Oktober 2016 di SMESCO Jakarta. Gelaran ini diharapkan mampu menyadarkan segenap elemen bangsa akan pentingnya melindungi ekonomi rakyat. [Baca juga: Presiden IIBF Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Garut]*