Hidayatullah.com– Pemandangan menyejukkan, mengharukan, dan dirasakan memompa semangat ukhuwah Islamiyah terlihat dari pertemuan antara Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, KH Bachtiar Nasir, dengan pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna Cirebon.
Pertemuan itu berlangsung di Cirebon, Jawa Barat, kemarin.
Dalam f0to-foto yang dirilis, tampak UBN, sapaan Ustadz Bachtiar Nasir, menjalin silaturahim begitu hangat dengan GP Ansor dan Banser dalam rangkaian acara Tabligh Akbar yang diisi Pimpinan AQL Islamic Center tersebut.
Baca: Orasi di Garut, UBN Tekankan Pentingnya Persatuan Umat
“Sebelum berangkat ke lokasi (acara), Ketua GP Ansor Ujang Bustomi dan Ketua Banser Abdurrahman mendatangi KH Bachtiar untuk menyatakan dukungan dan siap bersatu dengan umat Islam,” jelas AQL.
Kemarin, Ahad (26/11/2017), dalam pergelaran Tabligh Akbar di Cirebon, GP Ansor dan Banser Cirebon sambut dan kawal Tabligh Akbar UBN.
Tak lama kemudian, takbir haru terdengar di langit Cirebon. Kedatangan UBN tidak hanya disambut meriah oleh ribuan jamaah. Ketua GP Ansor Ujang Bustomi dan Ketua Banser Abdurrahman turut hadir menyambut baik dan bertekad untuk memperkuat persatuan antar umat Islam.
“GP Ansor siap mengawal pengajian dan menjadi garda terdepan siapapun yang ingin memecah belah NKRI,” tegasnya sambil bergandengan tangan dengan Ketua GNPF di sela-sela Tabligh Akbar Milad Jam’iyatul Washliyah ke-87 bertema ‘Meningkatkan Kualitas Akhlak Anak Bangsa di Era Milenia’, semalam, Ahad, lansir AQL.
UBN yang diundang sebagai pembicara juga menegaskan, “Saya (UBN) yang pertama kali akan marah, jika ada yang menghina saudara saya, baik itu GP Ansor, Banser, dan saudara se-Muslim saya lainnya,” jelasnya yang disambut pekikan takbir peserta Tabligh Akbar.
“Saya ketemu Ujang Bustomi, dia senyum tidak seperti yang di-framing media, ketemu Ketua Banser badannya kekar tapi wajahnya penuh senyuman. Saya tahu sejak awal didirikan, saya sudah duduk bersama sesepuh pendiri Banser, mereka adalah garda terdepan memperjuangkan persatuan NKRI,” sambung UBN yang hadir mengenakan baju safari putih dibalut jas coklat dan serban putih.
Menurut Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) itu, selama ini hanya ada salah paham kepada GP Ansor dan Banser. Kedua organisasi di bawah Nahdlatul Ulama (NU) itu tidak seperti yang di-framing media, katanya. Kalau pun ada berita penolakan, itu hanya kesalahpahaman.
“Jangan putus asa untuk bersatu, dan untuk tingkat pimpinan jangan putus asa untuk mempersatukan. Memang berat tapi jangan pernah putus asa. Karena Allah yang akan menyempurnakan,” jelas UBN.*