Hidayatullah.com– Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan, perlu konsep yang benar dalam memandang setiap musibah atau tragedi kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Bicara kemanusiaan, terangnya, juga harus ditarik dari perspektif keimanan kepada Allah. Bahwa apa kira-kira kehendak-Nya dari tragedi yang terjadi tersebut.
“Sesungguhnya musibah dan tragedi ini ditujukan kepada kita bukan semata-mata mereka. Proyek kemanusiaan ini adalah proyek Allah,” ujarnya dalam diskusi bertema ‘Tujuh Tahun Konflik Suriah’ yang diselenggarakan Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta, Sabtu (07/04/2018).
Karenanya, Ahyudin menyampaikan, dalam upaya sebuah bangsa untuk membantu beban bangsa lain, maka sejatinya Allah akan terlibat mengurus bangsa itu sendiri.
Baca: Turki Memberikan Beasiswa kepada 20.000 Mahasiswa Suriah
Ia mencontohkan, bagaimana Turki menangani 4,6 juta pengungsi yang pastinya menelan biaya sangat besar. Namun dengan itu, Turki tidak menjadi bangsa yang bangkrut, justru ekonomi Turki adalah yang terbaik seluruh eropa dengan 12,5 persen.
“Kata Allah, uruslah urusan hamba-hambaku, urusan kamu Aku yang selesaikan,” ungkapnya.
Baca: Hidayatullah, BMH dan YDSF; Gelar Aksi Peduli dengan Tarawih Bersama Imam Suriah
Ia menegaskan, jika hari ini bangsa Indonesia harus mengurus Suriah, itu sejatinya untuk kebaikan bangsa sendiri.
“Bukan hanya dapat nama baik di mata dunia, tapi di absensi langit juga ada,” pungkasnya.
Ahyudin menambahkan, ACT saat ini konsen pada bantuan pangan di Suriah. Pihaknya telah membangun 400 dapur umum yang melayani 175 ribu pengungsi.*
Baca: Sekolah Hidayatullah se-Indonesia Galang Dana untuk Ghouta