Hidayatullah.com– Menteri Agama Republik Indonesia, Fachrul Razi prihatin dan mengecam keras peristiwa kekerasan atas nama agama yang menimpa umat Islam di India.
“Tindakan kekerasan itu sangat tidak berperikemanusiaan dan bertentangan dengan nilai-nilai agama,” ungkap Menag di Jakarta, Jumat (28/02/2020).
Menag Fachrul meyakini, tindakan kekerasan oleh sekelompok umat Hindu di India itu tidaklah menggambarkan ajaran agama Hindu sendiri, tapi akibat adanya pemahaman ekstrem sebagian umat Hindu atas ajaran agamanya.
Baca: India: Korban Jiwa Kerusuhan Agama di New Delhi Mencapai 34 Orang, Muslim Mencari Perlindungan
Menag Fachrul pun mengimbau agar umat beragama di India tidak merusak nilai kemanusiaan atas nama agama.
Menag menegaskan bahwa apapun motifnya, tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan.
“Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama,” ujarnya menegaskan.
Menag pun berpesan kepada semua tokoh dan umat beragama, baik di India maupun di Indonesia, agar menahan diri serta tidak terpancing melakukan tindakan emosional.
Baca: Prof Din Sesalkan Pembakaran Masjid, Dorong Pemerintah India Atasi Keadaan
Menag mengajak para tokoh agama dan semua pihak untuk mendoakan para korban kekerasan agama di India. “Kita berharap kehidupan beragama di India kembali kondusif,” katanya seraya berharap.
Menag berharap agar umat beragama di Indonesia dapat mengambil pelajaran dari peristiwa kekerasan agama di India.
“Kekerasan atas nama agama apapun tidak boleh terjadi di Indonesia. Mari kita kedepankan kehidupan beragama yang damai, rukun, toleran, bersama dalam keragaman,” ajak Menag.
Dalam siaran pers Kemenag diungkapkan, kekerasan berdarah di India ini dipicu adanya Undang-Undang Kewarganegaraan India yang cuma memberi status kewarganegaraan bagi imigran yang menerima persekusi di negaranya dengan syarat beragama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain Muslim.
Regulasi ini disahkan pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi yang beraliran sayap kanan. Partai pengusungnya, Bhratiya Janata (BJP) dituduh bersikap diskriminatif terhadap umat Muslim.
Baca: MUI Kutuk Keras Pembakaran Masjid, Ingatkan Pemerintah India Tak Diskriminatif
Diwarta sebelumnya, korban tewas dalam kerusuhan komunal yang sedang berlangsung di ibu kota India, New Delhi, telah meningkat menjadi 34. Data terbaru ini disampaikan pejabat Kementerian Kesahatan India pada hari Kamis, (27/2) sebagaimana dikutip Anadolu Agency.
Jumlah korban jiwa terhitung 27 pada Rabu. Namun tujuh kematian baru lainnya dilaporkan terjadi dalam semalam, kata pejabat itu, yang meminta namanya disembunyikan. Dia menambahkan lebih dari 170 orang terluka dalam kekerasan.
Namun, media lokal NDTV melaporkan bahwa jumlah korban jiwa telah meningkat menjadi 35, menyebabkan lebih dari 200 orang terluka. Bentrokan terjadi antara demonstran pro dan anti Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAB) dimulai pada hari Ahad dan telah beralih menjadi kekerasan komunal antara Hindu dan Muslim.*