Hidayatullah.com– Mantan Menteri Perang Zionis-Israel Moshe Arens mengatakan operasi penjajah Israel atas wilayah Gaza hanya akan menguntungkan pihak Hamas.
Koran Yahudi Ha’arets dalam edisi online dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), Selasa (26/08/2014) menayangkan sebuah tulisan yang mengupas tentang tantangan operasi militer penjajah Israel di Gaza.
Ia menganggap penjajah Israel tak akan mampu melanjutkan perang dengan Gaza, mengingat korban luka serta kerusakan fisik di sejumlah bangunan Israel yang di sekitar Gaza.
Menurut koran ini, sejumlah intelijen Zionis telah mengumumkan, berlanjutnya perang pembantaian di Gaza justru lebih menguntungkan gerakan Hamas daripada Israel.
Ia menambahkan, tentara Zionis telah terjun di sejumlah perang pembantaian pada masa-masa sebelumnya. Perang pertama yang mereka lancarkan adalah perang enam bulan pertama setelah pengukuhan pembagian wilayah Palestina untuk Israel dan Palestina dari lembaga PBB pada 29 November 1947 lalu.
Perang ini kemudian berkembang menjadi perang menyeluruh melibatkan Mesir, Jordania, Suriah, Libanon dan Iraq hingga berdirinya negara Zionis-Israel pada 15 Mei 1948.
Perang habis-habisan yang kedua terjadi setelah perang enam hari dalam rangka memperebutkan terusan Suez antara bulan Maret 1969 hingga Agustus 1970. Sebanyak 600 serdadu Israel saat itu terluka.
Namun akhir dari perang tersebut, Mesir ternyata lebih memilih menyepakati perdamaian atas usulan dari menteri luar negeri Amerika Serikat (AS), William Rogers.
Moshe Arens menilai tak mungkina Hamas dan faksi-faksi perlawanan di Gaza dapat dikalahkan hanya dengan serangan udara saja, tanpa ada upaya untuk menggelar serangan darat.
“Kalau memang tidak ada keputusan untuk memasuki Gaza dalam operasi serangan darat dalam rangka mengalahkan Hamas, maka pilihan satu-satunya bagi Israel adalah merespon sejumlah tuntutan Hamas agar menyepakati gencatan senjata dalam waktu lama, ujarnya.
Menurutnya, Hamas akan menggunakan waktu gencatan senjata ini untuk mempersiapkan langkah berikutnya menyerang Israel.
Ia juga mengisyaratkan, tak ada yang bisa melucuti senjata Hamas, baik PBB, Mesir ataupun Otoritas Palestina, ungkapnya.
Sementara itu, sejak Selasa (26/08/2014) pagi, 7 warga Zionis-Israel mengalami luka akibat serangan roket Izuddin al -Qossam, sayap militer gerakan perlawanan Hamas ke kota Ashkelon Palestina jajahan.
Sumber Brigade Al-Qossam hari Selasa mengumumkan, pihaknya telah melessakan roketnya ke sejumlah kota Haifa, Tel Aviv dan Ashkelon dengan tujuh roket sebagai serangan balasan atas gempuran Zionis ke sejumlah hotel di Gaza kemarin sore.*