Hidayatullah.com—Kantor Urusan Pertahanan Tanah di Ramalah memperingatkan bahaya dan konsekuensi dari pernyataan Rabi Yahudi yang membolehkan para pemukim ilegal meracuni air yang mengalir di kota-kota di tepi Barat.
Dalam laporan mingguan, kantor pada hari Sabtu menunjuk penasehat pendapat oleh Rabbi Shlomo Mlmad, Ketua disebut Dewan dari para Rabbi di permukiman tepi Barat, sebagaimana diungkapkan oleh organisasi Israel ‘Break the Silence’.
Yehuda Shaul, istirahat organisasi keheningan, mengatakan bahwa tujuan di balik keracunan air di tepi Barat adalah mendorong Palestina harus meninggalkan kota-kota dan kota-kota untuk membuka jalan bagi pendatang yang berharap untuk mengambil mereka atas tanah mereka.
Dalam laporan mingguan, Kantor Urusan Pertanahan dari PLO dikutip Palinfo menunjuk pernyataan Rabbi Shlomo Mlmad, Ketua Dewan para Rabbi di permukiman tepi Barat, yang diungkapkan oleh organisasi Israel ‘Break the Silence‘. Yehuda Shaul, dari ‘Break the Silence’ mengatakan tujuan di balik meracuni air di tepi Barat agar mendorong warga Palestina meninggalkan kota-kota dan kota-kota untuk membuka jalan bagi pendatang dan bisa mengambil tanah mereka.
Sebagaimana diketahui, wilayah Tepi Barat kini sudah hampir dikangkangi oleh Israel sejak 1967. Zionis-Israel berusaha menguasai potensi sumber daya alam untuk kepentingan warga Israel di sana. Sementara untuk warga Palestina dibuat gigit jari.
Menurut hukum internasional, Tepi Barat dan Al-Quds Timur adalah wilayah yang diduduki penjajah Israel dan menganggap semua pembangunan permukiman Yahudi di tanah yang tidak sah.
Setidaknya 500.000 pemukim Yahudi saat ini tinggal di lebih dari 100 permukiman ilegal hanya bagi pemukim Yahudi yang dibangun sejak Israel menduduki Tepi Barat dan Al-Quds Timur pada 1967.
Selama Ramadhan ini, penjajah Israel melalui perusahaan air negara milik mereka sudah memangkas dan menghentikan pasokan air ke beberapa wilayah di Tepi Barat, Palestina. Padahal Bulan Ramadhan ini jatuh di musim panas.
Gulf News, hari Rabu (15/06/2016) lalu memuat perusahaan air Zionis-Israel, Mekorot, yang menghentikan aliran ke beberapa daerah Tepi Barat demi mengalihkannya ke beberapa koloni Israel di permukiman Yahudi.
Di antara yang dipangkas pasokan airnya adalah wilayah Jenin, beberapa desa di Nablus, kota Salfit dan daerah sekitarnya. Padahal di bulan Ramadan dan musim kemarau kali ini, air sangat dibutuhkan oleh puluhan ribu warga Palestina.
Wali Kota Jenin Ragheb Al Haj Hassan, mengatakan pemangkasan pasokan ke wilayahnya dilakukan Mekorot tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Dilaporkan Palestine Information Centre (PIC), seorang pemuda Palestina Muhsin Baharat yang tinggal di Sahal Baqiah bahkan dilaporkan telah dikejar pihak penjejah Israel. Penjajah juga menyita traktor dan kendaraan pengangkut air yang bertujuan menekan warga Palestina agar meninggalkan kampung halaman dan ladang mereka. Di wilayah yang menjadi target Israel ini, warga dilarang membangun apapun, termasuk sarana dan fasilitas saluran air.
Bahkan belakangan, Israel menghancurkan sebuah penampungan air pada hari ke 8 Ramadhan kemarin di wilayah Lembah Malih.
Sampai hari ini Israel telah menghentikan 97 proyek air di seluruh wilayah Tepi Barat dengan alasan berada di wilayah zona C. Padahal, menurut organisasi HAM Israel BeTeslem, bahwa air yang dikonsumsi 1 warga Palestina di Tepi barat setiap harinya untuk kebutuhan rumah tangga sama dengan seperempat dari kebutuhan 1 warga Israel.
Prosentasi air yang digunakan oleh warga Palestina dari air tanah kurang dari 15%. Sementara warga menggunakannya lebih dari 85% dari air tanah di Tepi Barat. Israel juga menguasai lebih banyak air yang diperbarui yang mencapai 750 juta kubik pertahun selain mereka menguasai air sungai Yordania, Tiberias dan air laut mati.*