Hidayatullah.com—Kementerian Peruhaman Zionis-Israel dan Pemerintah Kota Zionis di al-Quds mulai menggerakkan rencana permukiman besar yang bertujuan membangun 15 ribu unit rumah Yahudi di Bandara Yerusalem dan tahan Qalindia di sekitar daerah permukiman Yahudi Atrut yang didirikan di atas tanah warga Palestina di barat laut al-Quds.
Chanel TV10 Israel menyebutkan, rencana pembangunan baru ini terletak dekat rumah-rumah warga Palestina dan sedianya sudah disetujui sejak bertahun-tahun yang lalu namun dibekukan karena adanya penentangan dari pemerintah Amerika sebelumnya.
Menurut media Zionis, rencana permukiman baru ini akan menjadi pembangunan Zionis terbesar yang berdiri di balik jalur hijau (Green Line) di daerah al-Quds sejak tahun 1967.
Baca: Trump Berkuasa, Pemukiman Haram Merebak di Palestina Jajahan
Surat kabar Ha’aretz dikutip PIC menyebutkan rencana ini mencakup ribuan unit rumah. Kementrian perumahan Zionis, sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika, mulai menggerakkan rencana-rencana permukiman Yahudi di al-Quds yang sebelumnya dibekukan di masa pemerintah Obama.
Rencana ini akan mencaplok lahan di bandara Atrut yang ditinggalkan penjajah Zionis saat meletus intifadhah kedua pada September 2000 karena ketakutan pihak Zionis atas aksi perlawanan Palestina yang kemungkinan menembak pesawat-pesawat Zionis.
Baca: Rancangan UU Israel Baru Bolehkan Pemukim Ilegal Bangun Rumah di Tanah Palestina
Rencana ini juga mencakup penggalian terowongan di bawah kampung Kafer Aqab guna menghubungkan kompleks permukiman baru ini dengan kompleks-kompleks permukiman yahudi di timur yang masih berada di luar tembok pemisah rasial.
Sementara hari Rabu, sejumlah kendaraan berat Zionis dengan kawalan ketat kepolisian melakukan penghancuran di desa Araqib, Nagev terjajah untuk yang ke 112 kalinya secara berturut-turut.
Alat berat yang besar-besar milik tentara Zionis tadi pagi tiba di desa Araqib. Sementara kepolisian Israel menutup semua akses ke desa tersebut dan tanpa pemberitahuan dan peringatan.*