Hidayatullah.com–Tentara Israel telah menyatakan keprihatinannya bahwa sepertiga dari pemuda Israel yang memenuhi syarat belum mendaftar sejauh tahun ini karena alasan yang terkait dengan “kesehatan mental”, Yedioth Ahronoth melaporkan pada hari Ahad (19/01/2020).
Laporan yang bocor ke publik ini diterbitkan oleh surat kabar Israel minggu lalu, menunjukkan bahwa 32,9 persen pemuda Israel akan menerima pembebasan dari layanan nasional wajib militer di Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Sementara angka untuk kaum perempuan muda yang menolak wajib militer sebanyak 44,3 persen. Selain itu, rata-rata 15 persen pemuda Israel keluar dari dinas militer mereka. Menurut Jerusalem Post, hampir setengah dari prajurit pria – 47,9 persen – tidak menyelesaikan dinas militer mereka.
Untuk menghindari wajib militer, pemuda Israel bergantung pada undang-undang setempat di mana mereka bisa dibebaskan dari kewajiban itu dengan alasan masalah medis atau kesehatan.
Menurut UU Israel, setiap orang dengan standar kesehatannya kurang memenui 21 poin dibebaskan dari dinas militer atau wajib militer.
Dengan sandaran ini, sebagian dari mereka berpura-pura menderita gangguan mental untuk mendapat nilai rendah; tindakan yang dilihat oleh tentara Israel sangat berbahaya.
Dengan laporan itu mengindikasikan, fenomena menghindari wajib militer atas alasan yang salah telah menyebar luas di kalangan pemuda dan masyarakatnya.
Kepala Direktorat Personalia Angkatan Darat Jenderal Moti Almoz mengirim surat kepada petugas kesehatan mental mengenai masalah ini, menekankan bahwa setiap pembebasan atas kesehatan mental individu harus dilakukan atas dasar profesional dan bertanggung jawab.
Surat kabar itu mencatat bahwa jumlah pemuda yang menolak dinas militer ini terus meningkat. Pada 2007 tercatat 25 persen dan kemudian naik secara bertahap dari 26,9 persen pada 2015 menjadi 30 persen pada 2018, mencapai 32,9 persen tahun lalu.
Quds Press mengutip media Yahudi melaporkan bahwa seperempat dari semua pemuda Israel menghindari perekrutan pada tahun 2007, dan proporsinya tumbuh menjadi 26,9 persen pada tahun 2015, 30 persen pada tahun 2019 dan sekarang berada pada sepertiga.
Sebagaimana diketahui, semua anak berusia 18 tahun di Israel wajib bertugas di militer. Pria wajib militer selama 32 bulan sementara perempuan melaksanakan wajib militer hanya 24 bulan.
Dengan kenyataan ini, Jenderal Israel Yitzhak Barik memperingatkan bahwa tentara Israel tidak siap untuk perang baru.
Sementara Kepala Staf Angkatan Darat, Aviv Kochavi memerintahkan untuk membuat rencana darurat untuk mengatasi situasi ini.*