Hidayatullah.com—Otoritas penjajah‘Israel’ harus melabeli dua kelompok ekstremis sayap kanan Yahudi sebagai teroris karena meneriakkan slogan ‘kematian bagi orang Arab’ selama parade bendera pada hari Ahad di Kota Tua. Bahkan, Menteri Pertahanan ‘Israel’ Benny Gantz mengatakan kedua kelompok ekstremis itu harus dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam daftar kelompok teroris ‘Israel’, kutip AFP.
“Saya percaya inilah saatnya untuk mendefinisikan kelompok-kelompok seperti La Familia dan Lehava sebagai kelompok teroris, saya tahu masalah ini telah diangkat dengan pasukan keamanan,” katanya pada rapat umum partai Biru-putih di mana dia menjadi anggotanya.
Minggu lalu, ribuan ekstremis Yahudi berbaris mengibarkan bendera ‘Israel’ melintasi Kota Tua Yerusalem untuk memperingati penaklukan ‘Israel’ atas Yerusalem timur tahun 1967. Beberapa dari mereka meneriakkan slogan ‘matilah orang Arab’, yang ditanggapi dengan pelemparan berbagai benda oleh warga Palestina dari atap rumah mereka.
Perdana Menteri ‘Israel’ Naftali Bennett memerintahkan polisi untuk tidak menoleransi ekstremis Yahudi yang mencoba memprovokasi dan secara khusus menyebut kelompok ekstremis La Familia. Menteri Luar Negeri ‘Israel’ Yair Lapid menggambarkan tindakan Lehava dan La Familia sebagai tindakan yang memalukan dan tidak layak untuk mengibarkan bendera ‘Israel’.
La Familia adalah sekelompok pendukung klub sepak bola Yerusalem Beitar, yang terkenal dengan sentimen rasis dan kekerasan anti-Arab. Lehava, di sisi lain, adalah kelompok ekstremis sayap kanan yang menentang ikatan antara orang Yahudi dan non-Yahudi yang dapat mendorong perkawinan campur.
Kelompok ini terkait dengan ajaran mendiang Rabi Meir Kahana, kelompok Yahudi pimpinan Kachnya yang dilarang di ‘Israel’. Untuk mendefinisikan sebuah organisasi sebagai ilegal, salah satu organisasi keamanan ‘Israel’ termasuk agen keamanan internal, Shin Bet selain polisi, tentara atau Mossad, harus membuat aplikasi ke Kementerian Pertahanan dan mendapatkan izin dari Jaksa Agung.
Otoritas penjajah ‘Israel’ telah berulang kali mengangkat isu mendefinisikan La Familia dan Lehava sebagai kelompok teroris tetapi tidak pernah melanjutkan proses pencapaian aspirasi itu. Sementara itu, La Familia mengabaikan kritik terbaru dan menggambarkannya sebagai upaya untuk mencari dukungan politik.*