Hidayatullah.com—Polisi penjajah zionis merekomendasikan agar para pemukim pendatang Yahudi berhenti dari melakukan penyerbuan ke Masjid Al-Aqsha yang diberkahi selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Demikian menurut apa yang dilaporkan oleh situs web surat kabar “Yedioth Ahronoth”, Sabtu (8/4/2023).
Rekomendasi polisi penjajah zionis tersebut datang pada saat “Organisasi Kuil” (kelompok-kelompok yang menyerukan pembangunan kuil Yahudi di Masjid al-Aqsha) terus melanjutkan persiapan mereka untuk melakukan serangan massal besar-besaran yang rencananya dilakukan Ahad pagi ini, pada momen hari besar “Paskah Yahudi”.
Ahad pagi ratusan pemukim pendatang Yahudi akan menyerbu halaman Masjid Al-Aqsha dari Gerbang Mughrabi (gerbang barat masjid), tulis Palestina Information Centre (PIC).
Seperti diketahui, penjajah zionis menghentikan penyerbuan para pemukim ilegal Yahudi ke Masjid Al-Aqsha, selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, pada tahun-tahun sebelumnya, lapor Yedioth.
Ancaman Hamas
Sementara itu, Juru bicara Hamas untuk Kota Al-Quds, Muhammad Hamada, mengatakan agresi penjajah terhadap Al-Aqsha adalah agresi terhadap kebebasan beribadah dan rakyat Palestina.
Hamas tidak akan membiarkan begitu saja kecuali akan menghadapi dengan perlawanan. Dia menekankan bahwa perlawanan siap menanggapi kejahatan penjajah dalam dengan yang setimpal.
Dia menekankan bahwa Al-Aqsha adalah garis merah. Dia menyatakan para pemuda akan menanggapi kejahatan penjajah dengan aksi-aksi yang lebih heroik terhadap target-target penjajah zionis, dan agresi penjajah di Al-Aqsha akan mendorong meningkatnya eskalasi dan perlawanan sampai penjajah Zionis berakhir.
Sampai hari ini, ribuan jamaah melakukan sholat Subuh di hari ketujuh belas Ramadhan di Masjid Al-Aqsha. Lebih dari 30.000 jamaah melakukan shalat Isya dan tarawih di Masjid Al-Aqsha.*