Hidayatullah.com— Umat Islam sedunia menemani perjalanan terakhir Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah yang syahid dalam serangan udara rezim Zionis ‘Israel’ di Teheran, Iran, Rabu.
Jenazah Ismail Haniyah diterbangkan dari Teheran ke Doha setelah Iran menyelesaikan upacara terakhirnya.
Iran, yang telah berkabung selama tiga hari setelah kematian Haniyah, mengadakan penghormatan terakhir terhadap pemimpin tertinggi Hamas pada hari Kamis.
Ribuan orang menghadiri upacara yang juga disiarkan langsung di beberapa stasiun televisi di Iran dan Yordania.
Pada hari Jumat, Qatar mengadakan pemakaman pejuang Palestina yang sebelumnya tinggal di Doha bersama anggota Hamas lainnya.
Ribuan warga Iran mengambil bagian dalam upacara penghormatan Haniyah, di Teheran, pada 1 Agustus 2024.
Jenazahnya akan dimakamkan di pemakaman di Lusail, sebelah utara ibu kota usai shalat jenazah di masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Turki dan Pakistan juga mengumumkan hari berkabung pada hari Jumat untuk menghormati meninggalnya Haniyah, sementara Hamas melakukan demonstrasi untuk mengungkapkan kemarahan atas tirani rezim Zionis.
Pawai usai shalat Jumat digelar untuk memprotes terbunuhnya Haniyah dan perang yang masih berlangsung yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di Jalur Gaza.
Sementara itu di Malaysia, masjid-masjid di seluruh negeri pada hari Kamis mengadakan shalat ghaib tak kasat mata untuk Haniyah.
Selain di masjid-masjid yang berada di bawah pengawasan Departemen Pembangunan Islam Malaysia (JAKIM) dan Departemen Agama Islam Wilayah Federal (JAWI), shalat jenazah secara gaib juga diadakan di beberapa negara bagian sebagai wujud solidaritas umat Islam di Malaysia melawan perjuangan kemerdekaan. Umat Islam Palestina melawan tirani rezim Zionis. Ini melibatkan ribuan umat Islam di Malaysia.
Haniyah berperan penting dalam perundingan gencatan senjata di Gaza dengan Qatar, yang berujung pada perundingan di balik layar selama berbulan-bulan dengan dua negara perantara lainnya, yaitu Mesir dan Amerika Serikat (AS).
Haniyah syahid saat mengunjungi Iran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden baru, Masoud Pezeshkian pada hari Selasa.
Pembunuhan pemimpin Hamas terjadi hanya beberapa jam setelah ‘Israel’ menyerang Beirut selatan dan membunuh komandan Hizbullah Fuad Shukr.
Hamas sebelumnya mengkonfirmasi bahwa Haniyah dan pengawalnya syahid dalam serangan rudal di kediamannya di Teheran pada hari Rabu.
Haniyah memainkan peran penting dalam perundingan gencatan senjata di Gaza, dengan bernegosiasi dengan mediator Qatar, yang memimpin negosiasi di belakang layar selama berbulan-bulan dengan Mesir dan Amerika Serikat.
Komunitas internasional menuntut gencatan senjata segera di Gaza, namun Haniyah sebelumnya mengklaim bahwa ‘Israel’ berusaha mencegahnya.*