Hidayatullah.com– Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengirimkan surat yang ditujukan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Pangeran Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman. Di dalam surat tersebut dikatakan oleh Abbas bahwa kelompok perjuangan Hamas harus menyerahkan senjata-senjata mereka.
Dalam surat yang dikirimkan hari Senin (9/6/2025) tersebut, Abbas memaparkan langkah-langkah utama yang menurutnya harus diambil guna mengakhiri perang di Gaza dan mencapai perdamaian di Timur Tengah.
Abbas mengecam serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas ke Israel, menyerukan supaya semua tawanan dibebaskan dan dia menjanjikan reformasi lebih lanjut, kata Istana Kepresidenan Prancis Elysée hari Selasa (10/6/2025) seperti dilansir RFI.
Abbas, 89 tahun, sudah memimpin Palestinian Authority (PA) – otoritas Palestina yang diakui internasional – sejak kematian Yasser Arafat pada tahun 2004.
PA hanya memiliki kekuasaan di sebagian wilayah Palestina di Tepi Barat yang dijajah Zionis Israel, tetapi kehilangan kontrol atas Jalur Gaza pada 2007 lewat pemilihan umum yang dimenangkan oleh Hamas.
Sebelumnya Abbas juga pernah mengeluarkan kecaman atas Hamas karena serangan yang menyulut perang di Gaza, dan dia menyeru supaya kelompok itu dilucuti persenjataannya.
Kantor Kepresidenan Elysée mengatakan bahwa di dalam surat yang ditujukan kepada Macron tersebut Abbas menawarkan janji-janji yang belum pernah dibuat sebelumnya, tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut apa saja janji tersebut.
Prancis pada bulan Juni ini bersama Arab Saudi akan memimpin sebuah konferensi internasional guna membahas solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.
“Hamas tidak akan lagi menguasai Gaza dan harus menyerahkan persenjataan dan kemampuan militernya kepada Pasukan Keamanan Palestina, yang akan mengawasi pemindahan mereka ke luar wilayah Palestina yang terjajah (Occupied Palestinian territory), dengan dukungan dari dunia Arab dan internasional,” kata Istana Elysée mengutip surat yang ditulis Abbas.
Para pejabat Prancis mengatakan bahwa Macron cenderung untuk mengakui negara Palestina menjelang konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 17-20 Juni yang akan dipimpin bersama oleh Prancis dan Arab Saudi.*