Hidayatullah.com– Suatu hal yang membanggakan, para santri Indonesia termasuk yang terbaik dan disiplin di antara para santri yang belajar di Madrasah Tabligh Raiwind, Pakistan. Hal ini terungkap dalam kunjungan KBRI Islamabad ke Raiwind, 399 kilometer dari Islamabad.
Sebanyak 26 santri tampak bahagia dan antusias menyambut kedatangan rombongan KBRI Islamabad, mereka juga didampingi para pembimbing dan Maulana Pakistan.
“Alhamdulillah mereka (para santri Indonesia) adalah pelajar yang rajin, patuh, disiplin, tidak pernah menimbulkan masalah, dan menonjol dalam pelajaran,” ujar Maulana Umar yang juga diakui Maulana Amir sebagaimana siaran pers KBRI Islamabad kepada hidayatullah.com, Jumat (14/08/2020).
Kepada para Maulana Pakistan, tim KBRI Islamabad menyampaikan terima kasih atas perhatian dan bimbingan mereka kepada para santri Indonesia.
Dalam kesempatan pertemuan selama dua jam yang hangat itu, KBRI juga menyampaikan amanat surat Dubes RI kepada pengasuh tertinggi Madrasah Raiwind, Maulana Nazar ur Rehman.
Para santri juga diberikan bantuan sembako, BLT, dan makanan jadi khas Indonesia sekadar untuk melepas rasa kangen dengan masakan tanah air.
Dalam melaksanakan misi dan tugas pelayanan serta perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di Pakistan, selain kepada segmen masyarakat yang menikah dengan Warga Pakistan, mahasiswa, KBRI Islamabad mengaku juga memberi perhatian kepada para santri yang belajar di Madrasah Tabligh Raiwind.
Baca: Upaya Mengelola Rumah Tangga Suami-Istri Campuran Indonesia dan Pakistan
Pada situasi madrasah Raiwind yang masih ditutup dari para aktivis dakwah non-santri yang menetap akibat kebijakan penguncian (lockdown) dari Covid-19, KBRI Islamabad bisa masuk dan melangsungkan pertemuan dengan para santri Indonesia di Raiwind pada Kamis (13/08/2020) itu.
Duta Besar RI Islamabad, Iwan Suyudhie Amri yang punya agenda kegiatan penting yang sama di Islamabad tapi tetap secara seksama memantau perkembangan para santri Raiwind, menugaskan Pelaksana Fungsi Protkons, Ahmad Firman Sejati dan Staf, Athan RI, Kol. Dody Muhtar Taufik, dan Sekretaris I Politik, Sulaiman untuk bertemu para santri itu.
“Kami terharu bertemu para bapak dari KBRI, karena sejak merebaknya wabah Covid-19 di Pakistan bulan Maret 2020, kami sudah tidak diizinkan keluar masuk madrasah, dan tamu dari luar pun tidak boleh berkunjung,” kata salah seorang santri, Qomar, menyampaikan kesannya.
Fathur, santri lainnya, menceritakan kondisi di Raiwind. Suasana lebaran Idul Fitri dan Idul Adha tahun ini, tuturnya, sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kami santri dari beberapa negara asing hanya bisa berdiam di kamar masing masing karena tidak dibolehkan melakukan perkumpukan,” tuturnya.
Baca: KBRI Fasilitasi Pemulangan Mandiri 182 WNI dari Pakistan
Mengamati kondisi itu, Tim Delegasi KBRI Islamabad secara bergantian menyemangati moril para santri agar tetap bersemangat dan fokus menimba ilmu dengan baik.
“Gunakan waktu luang yang banyak ini untuk lebih memperdalam pemahaman pelajaran yang diajarkan di madrasah,” kata Firman Sejati.
Sebagian santri yang ada adalah mereka yang baru datang beberapa bulan ke Pakistan dan belum pernah datang ke Islamabad.
Para santri mengucapkan kebahagiaan atas kunjungan dan perhatian KBRI Islamabad, dan secara khusus kepada Dubes RI yang pada Agustus 2020 akan mengakhiri masa tugasnya.
Kesempatan bertemu itu pun dimanfaatkan KBRI untuk mendata para santri baru serta mengecek kelengkapan dokumen keimigrasian mereka.
“Jangan pernah sungkan dan ragu untuk datang ke KBRI, karena di sana adalah rumah kita para WNI di Pakistan,” kata Dody Muhtar dan Sulaiman berbarengan.
Seiring momen peringatan HUT kemerdekaan RI, para santri pun dengan semangat menyampaikan ucapan selamat Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-75 tahun 2020.*