SAYA berkata, “Apakah itu berarti ayah ingin mengucapkan?”
Ayah saya berkata, “Ya.”
Dia pun mengucapkan syahadat kepada saya; “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan-Nya.”
Saya kemudian meninggalkan rumah sakit pada hari itu, karena rumah sakit memiliki beberapa aturan ketat. Saya mengunjunginya pada hari berikutnya, tetapi ia tidak ingat apa-apa. Dia tidak mampu mengingat semua yang pernah terjadi, bahkan apa yang pernah terjadi satu jam sebelumnya. Tapi ini bukan akhir dari segalanya.
Tiga atau empat hari sebelum ia meninggal, ayah saya berkata: “Tolong, tolong saya.”
Saya berkata, “Ayah, apa yang ayah ingin saya lakukan?”
Dia mengatakan, “Saya tidak tahu!”
Lalu ia berkata, “Beri saya sesuatu yang mudah untuk dilakukan.”
Saya teringat hadits Nabi: “Ada sesuatu yang ringan di lidah, dan berat pada timbangan.” Jadi, saya berkata, “Ayah jika ayah mau, ucapkan Syahadat berulang-ulang.”
Dan dia berkata, “Ya, itulah yang ingin saya lakukan.”
Dan kami menghabiskan setengah jam dengan berulang-ulang mengucapkan Syahadat.
Setelah itu, saya meninggalkannya kembali ke Inggris. Di sana, saya mendengar ayah saya meninggal…*/Seperti diceritakan Abdur Rahim Green pada Right Islam.