Hidayatullah.com—Jumlah perokok di kalangan remaja Arab Saudi mencapai 15 persen, kata Sulaiman Al Sabi ketua masyarakat anti rokok Naqa, lansir Arab News (5/10/2012).
Al Sabi mengatakan, perusahaan-perusahaan rokok mengincar murid-murid sekolah menengah, dan ini adalah alasan kuat untuk melancarkan kampanye anti rokok “sebelum anak-anak laki dan perempuan merokok”.
Kepada harian Al Hayat Al Sabi mengatakan, lembaganya melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan rokok mempengaruhi anak-anak sekolah. Riset itu mencakup sejumlah sekolah di Riyadh dan menghasilkan rekomendasi untuk memfokuskan gerakan anti rokok di tingkat sekolah menengah.
“Penting untuk mengedukasi para pelajar akan bahaya merokok, sehingga mereka tahu akan bahaya langsung yang diakibatkan merokok seperti kanker dan penyakit jantung,” kata Al Sabi.
“Sekitar 90 persen pecandu narkoba merokok saat mereka remaja,” imbuhnya.
Al Hayat melaporkan, Naqa bekerjasama dengan universitas-universitas Saudi melakukan penelitian dampak merokok. Namun, mahasiswa tingkat master tidak dapat melakukan penelitian lebih jauh karena kekurangan dana.
Pemerintah daerah Provinsi Timur sekarang menerapkan peraturan penjualan shiha terbatas. Pemerintah setempat mengatakan bahwa kebijakan itu merupakan bagian dari perang melawan shisha (rokok tradisional Arab) dan produk terkaitnya.
Di Provinsi Timur, merokok dilarang di area-area yang berada di bawah kontrol pemerintah daerah, tempat-tempat tertutup, tempat keramaian dan pusat-pusat perbelanjaan.
Pemerintah setempat juga mengimplementasikan keputusan Kementerian Urusan Pemerintah Daerah dan Pedesaan yang tidak memperbolehkan pemasangan iklan produk-produk tembakau di pasar-pasar modern dan toko-toko atau memajangnya di tempat yang terlihat jelas.
Peraturan itu juga melarang toko-toko menjual rokok dalam kemasan yang sudah terbuka atau menjualnya ke anak usia di bawah 18 tahun.
Jika ada yang melakukan pelanggaran, pemerintah setempat mengancam akan memberikan denda.
Lebih dari itu, pemerintah daerah juga telah menutup kafe-kafe shisa yang terletak di lingkungan pemukiman penduduk, dekat masjid, sekolah dan pinggiran jalan.*