Hidayatullah.com—Minum Coca-Cola dalam jumlah banyak merupakan “faktor substansial” pada kematian seorang wanita Selandia Baru, kata petugas forensik.
Natasha Harris yang meninggal tiga tahun lalu setelah mendapat serangan jantung, mengkonsumsi hingga 10 liter minuman mengandung gas itu setiap harinya.
Jumlah itu dua kali lebih banyak dari batas aman asupan kafein dan 11 kali lebih tinggi dari konsumsi gula yang dianjurkan.
Coca-Cola mengatakan bahwa andil produknya dalam kematian wanita itu tidak dapat dibuktikan.
Menurut keterangan keluarganya, wanita ibu 8 anak itu mengalami kecanduan Coca-Cola dan tubuhnya “bergetar” jika tidak mengkonsumsi minuman berkarbonasi kesukaannya itu.
Sehari-hari penduduk Invercargill itu minum Coca-Cola, sehingga giginya habis dicabut karena membusuk.
Menurut petugas forensik David Crerar, konsumsi Coca-Cola meningkatkan kondisi cardiac arrhythmia, di mana jantung bisa berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Crerar menghitung, 10 liter Coca-Cola mengandung lebih dari 1kg gula dan 970mg kafein, lapor stasiun televisi Selandia Baru TVNA yang dikutip BBC (12/2/2013).
Meskipun Crerar mengatakan perusahaan Coca-Cola tidak dapat dituntut atas konsumsi berlebihan produknya oleh konsumen, namun dia menghimbau agar para produsen minuman ringan memberikan peringatan yang jelas akan bahaya mengkonsumsi gula dan kafein dalam jumlah banyak.*