Hidayatullah.com—Menyusul banyak kecaman yang diterimanya terkait sebagian rancangan seragam baru pramugari dan pramugaranya yang dinilai konservatif, Turkish Airlines (THY) akhirnya secara resmi memamerkan seluruh alternatif rancangan seragamnya.
Dalam pernyataannya yang dikutip Hurriyet Daily (11/2/2013) THY menegaskan, ada sejumlah desain berbeda baik dengan ide tradisional maupun modern dan beberapa alternatif warna, seraya menambahkan bahwa desain-desain yang ditampilkan dalam foto hanyalah satu dari sekian banyak alternatif. Alternatif model seragam itu sedang dievaluasi untuk kemudian dipilih rancangan yang dianggap memenuh harapan dan trend global profil dari penumpang Turkish Airlines, imbuhnya.
Seragam rancangan desainer Turki Dilek Hanif itu pertama kali dipublikasikan lewat jejaring sosial Twitter, yang kemudian menyebar di internet dan menyulut kontroversi karena dianggap sangat konservatif dan mirip dengan pakaian era Kekhalifahan Utsmani. (Baca berita sebelumnya “Pakaian Pramugrari Panjang Tertutup Justru Dicela”)
Menyusul pengumuman resmi itu, kontroversi tidak juga surut. Sejumlah pembaca Hurriyet Daily bahkan mengolok-olok pakaian tertutup itu dengan mengatakan bahwa busana-busana itu mirip dengan seragam sekolah Islam.
“Mana kerudungnya?” tulis Nikos T.
“Mereka semua seperti orang yang akan pergi haji. Ini didesain untuk AKP!!” tulis pembaca yang menyebut namanya Socialist TRK, menyinggung partai Islam yang berkuasa saat ini di Turki, AKP.
“Kenapa mereka bersikukuh untuk menggunakan kain gorden untuk pakaian wanitanya?” sindir Cezer Skonore.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Turki, negara republik yang namanya diambil dari bahasa Latin Turchia (artinya tanah bangsa Turk) itu memiliki penduduk lebih dari 70 juta, dengan mayoritas sekitar 80% beragama Islam. Penduduk pusat Kekhalifahan Utsmani ini berubah menjadi masyarakat sekuler sejak Mustafa Kemal Pasha melancarkan sekularisasi besar-besaran di segala bidang kehidupan dengan label modernisasi saat berkuasa dari Oktober 1923 hingga Nopember 1938.*