Hidayatullah.com–Semakin banyak minuman bersoda atau berkarbonasi rasa buatan yang dibuang ke pasaran datang melalui berbagai merek, warna, dan kemasan yang menarik. Apalagi beriklan dengan menggunakan selebriti untuk mempromosikan minuman tersebut memang merupakan strategi yang efektif untuk menarik pembeli.
Ditambah lagi, beberapa minumannya juga dinyatakan tidak mengandung kalori sehingga membuat konsumen percaya bahwa itu adalah minuman yang menyehatkan. Di antara mereka yang tidak suka minum air putih, minuman berkarbonasi menjadi pilihan untuk menghilangkan dahaga.
Wakil presiden Asosiasi Toksikologi Malaysia Assoc Prof Dr Razinah Sharif menjawab pertanyaan apakah minuman berkarbonasi manis buatan itu sehat dan aman bahkan tanpa kalori. Orang Malaysia cenderung menggunakannya sebagai alternatif karena ingin menjaga gula di dalam tubuh, kata Dr Razinah, seperti dikutip dari Harian Metro.
Minum Sesekali
“Tidak ada salahnya meminum minuman ini sesekali dan menghindari meminumnya setiap hari,” katanya. “Beberapa pasien yang saya temui mengaku mengonsumsi minuman pemanis buatan ini setiap hari karena tidak bisa atau tidak suka minum air putih,” tambahnya.
Dr Razinah mengatakan, banyak yang belum mengetahui kandungan sebenarnya dalam minuman bersoda atau berkarbonasi dengan pemanis buatan ini. “Biasanya, minuman berkarbonasi ini tidak menggunakan pemanis stevia, tetapi menggunakan lebih banyak pemanis daripada ‘aspartame’ atau ‘acesulfame K’ (Ace-K).
“Selain itu, minuman ini juga biasanya mengandung asam (malic/citrus/phosphoric acid) yang berhubungan dengan kerusakan gigi, air berkarbonasi, pewarna dan perasa yang diizinkan serta kafein,” katanya.
Kelebihan menjadi racun
Tentunya minuman ini menjadi tidak aman jika diminum secara rutin. Menurut konsep toksikologi, konsumsi minuman ini dalam dosis berlebihan akan bersifat racun.
“Meskipun acesulfame K yang biasa digunakan sebagai pemanis buatan diformulasikan aman berdasarkan tinjauan literatur, ada penelitian yang mengaitkan efek konsumsi minuman berkarbonasi dengan pemanis acesulfame K dengan kesehatan,” ujarnya. “Dalam penelitian yang menggunakan model hewan dan sel, acesulfame K sebenarnya telah menunjukkan peningkatan risiko kanker serta efek genotoksisitas.”
“Tetapi penelitian seperti itu kurang dilakukan pada manusia, mungkin karena dosis ‘ace-K’ yang digunakan pada hewan dan sel tinggi,” tambahnya.
Penyakit jantung
Dr Razinah mengatakan ada berbagai penelitian terbaru tentang konsumsi minuman berkarbonasi dengan pemanis buatan yang mengaitkannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung. “Bahkan tanpa kalori, asupan minuman ini terlihat mampu mengubah sistem metabolisme tubuh dengan cara lain tanpa melibatkan induksi gula.”
“Selain itu, ada juga penelitian yang melihat konsumsi minuman berkarbonasi dengan pemanis buatan ini dengan masalah kepikunan dan stroke,” ujarnya. “Para peneliti telah menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedua faktor tersebut,” katanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia mengatakan, di antara penelitian yang dilakukan tentang konsumsi minuman berkarbonasi dengan pemanis buatan dan peningkatan risiko penyakit adalah kerusakan gigi, kanker, penyakit jantung, kematian, diabetes, perubahan mikrobiota usus, penambahan berat badan dan osteoporosis (tulang).
“Mungkin jika sesekali ingin menjadikan minuman ini sebagai alternatif,” ujarnya.“Tetapi jika Anda mencari alternatif minuman yang lebih sehat, minumlah air putih biasa, atau air lemon atau jus buah (peras sendiri) untuk memastikan hidrasi dan kesehatan tubuh.”
Nah, pikirkan dulu sebelum membeli minuman ini dan jangan jadikan itu sebagai praktik hidrasi. “Bahan-bahan dari sumber non-alami ini bisa berdampak jangka panjang bagi kesehatan,” ujarnya.*