Hidayatullah.com–Peneliti Inggris menyebutkan, anak-anak yang gemar menyaksikan tayangan khusus dewasa alias pornografi akan terserang penyakit mental.
Penelitian dilakukan Klinik London Portman yang merupakan sebuah lembaga survei kesehatan nasional di Inggris. Mereka meneliti pasien yang menjalani rawat jalan di klinik psikoterapi.
Dari hasil penelitian, mereka menemukan sebanyak 26,5 persen pasien anak yang menderita penyakit mental justru disebabkan seringnya melihat atau mengakses situs porno melalui internet.
Jika dilihat dari persentase tersebut, peneliti menyimpulkan kalau situs porno semakin meresahkan. Karena dari hasil penelitian, menunjukkan adanya peningkatan kurang dari satu persen pada akhir tahun 90-an.
Para peneliti menyarankan, bagi orang tua, seharusnya selalu memperhatiakan tumbuh kembang anak. Jangan biarkan anak mengakses situs internet tanpa didampingi.
Rusak Otak
Sebelumnya, sebuah penelitian terbaru menunjukkan, menonton film porno justru dapat mematikan bagian otak yang memproses rangsangan visual. Setidaknya, hal ini terjadi pada wanita. Demikian hasil studi yang digelar dari University of Groningen Medical Centre di Belanda yang meneliti hal tersebut.
Penelitian ini melibatkan 12 responden wanita yang tercatat sehat secara fisik dan jasmani, belum memasuki masa menopause, dan heteroseksual.
Mereka juga menggunakan kontrasepsi, sehingga hormon yang mengatur mood dan hasrat seksual selama masa siklus menstruasi dapat diperhalus.
Seperti dikutip Daily Mail, Kamis (19/04/2012), para responden kemudian diminta untuk menyaksikan tiga video porno. Satu video hanya menayangkan adegan foreplay dan masturbasi, sedangkan video lainnya menampilkan adegan-adegan yang lebih panas, dengan seks oral dan penetrasi. Sambil menyaksikan video porno para responden diamati aktivitas otaknya menggunakan Positron Emission Tomography (PET scan).
Hasil scan menunjukkan, saat responden menyaksikan film yang paling vulgar, aliran darah ke bagian primary visual cortex di otak semakin berkurang. Dengan aliran darah yang berkurang, kinerja otak pun semakin menurun.*