Imam Nawawi, dalam kitabnya Riyadus Sholihin menjelaskan makna Islam, iman dan ihsan sebagai berikut
Hidayatullah.com | SEBUAH hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, yang dituliskan antara lain oleh Imam Nawawi, dalam kitabnya Riyadus Sholihin dan menjadi hadits nomor dua dalam kumpulan hadits arbain, menjelaskan makna Islam, iman dan ihsan sebagai berikut :
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ،
فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً
قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ
قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.
قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا،
قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا،
ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya : “Dari Umar radhiyallahu’anhu juga dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah ﷺ suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lutut beliau (Rasulullah ﷺ) seraya berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?”
Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu menempuh jalannya.”
Kemudian dia berkata, “Kamu benar“. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman“.
Beliau bersabda, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Kemudian dia berkata, “Kamu benar.” Dia berkata lagi, “Beritahukan aku tentang ihsan.”
Beliau bersabda, “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya).”
Beliau bersabda, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” Dia berkata, “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya.” Beliau bersabda; “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan.” Kemudian orang itu berlalu dan aku (Umar) berdiam diri sebentar.
Selanjutnya beliau (Rasulullah) bertanya; “Tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (Riwayat Muslim).
Banyak pelajaran yang diperoleh dari hadits ini, yaitu tentang Islam, iman, ihsan, hari kiamat dan tanda-tandanya. Seperti jawaban dari Rasulullah ﷺ bahwa, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu menempuh jalannya.”
Artinya bahwa seseorang dikatakan sebagai muslim (orang yang memeluk Islam) adalah jika ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dan dengan kesadarannya melaksanakan seluruh rukun Islam yang telah ditetapkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.
Islam agama yang diturunkan Allah Swt, yang mengatur hubungan manusia dengan Khaliq-Nya, dengan dirinya dan sesamanya. Hubungan manusia dengan Khaliq-Nya tercakup dalam perkara akidah dan ibadah.
Hubungan manusia dengan dirinya tercakup dalam akhlak, makanan/minuman dan pakaian. Hubungan manusia dwngan sesamanya tercakup dalam muamalah dan uqubat.
Kemudian hadits ini pun menjelaskan tentang iman, bahwa Iman adalah “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
Hadits ini pun kemudian menjelaskan tentang hari kiamat, bahwasannya hari kiamat kejadiannya hanya Allah Swt yang mengetahui kapan terjadinya. Allah Swt merahasiakan waktu kejadiannya, bahkan para Malaikat dan Rasulullah Muhammad ﷺ pun tidak mengetahuinya kecuali sebagian kecil tanda-tandanya.
Sehingga setiap manusia akan bersungguh sungguh mempersiapkan bekal untuk kehidupan diakhirat kelak, bersungguh sungguh dalam menjawab setiap seruan Allah Swt dan Rasul-Nya, untuk berlomba -lomba dalam ketaatan kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, demi keselamatan hidup yang abadi diakhirat kelak.
Sebab kehidupan dunia pada satu waktu akan berakhir dengan terjadinya hari kiamat. Yang dengannya dimulailah hari penghisaban atas seluruh amal perbuatan manusia.
Hadits ini juga menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat yaitu : “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, orang miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan.”
Maknanya adalah jika sudah tidak ada lagi rasa hormat dan belas kasihan anak kepada kedua orang tuanya. Kemaksiatan terjadi dimana-mana. Kemudian para pemimpin umat berlomba lomba dalam kemegahan dengan melupakan hak rakyat yang dipimpinnya.
Demikianlah pelajaran yang nampak dari hadits tentang islam, iman, dan ihsan. Karenanya menjadi penting bagi setiap mukmin untuk memurnikan ketaatannya kepada Allah Swt dengan bersegera menerapkan syariat dalam seluruh aspek kehidupan, sebagai bukti totalitas ketaatan kita kepada Allah Swt, sebagai konsekuensi dari keislaman keimanan dan keihsanan kita. Wallahualam.*/ Ayu Mela Yulianti, pegiat literasi dan ibu rumah tangga