IMAM Abu Hanifah mengisahkan bahwa suatu saat ia melakukan perjalanan melalaui padang pasir sedangkan waktu ia beliau membutuhkan air. Akhirnya datanglah seorang badui dengan periuk berisi air. Si badui menolak untuk menjual air itu kecuali dengan harga yang cukup mahal yakni 5 dirham. Akhirnya Imam Abu Hanifah pun membeli air itu dengan harga yang ditetapkan si badui.
“Apakah engkau mau makan roti suwaiq?” Tanya Imam Abu Hanifah kepada si badui.
“Berikan kepadaku”, jawab si badui.
Imam Abu Hanifah pun memberikan roti suwaiq yang diolesi dengan minyak dan memberikannya kepada si badui. Lelaki badui itu sendiri makan suwaiq amat banyak. Si badui akhirnya ia merasa haus, dan ia pun meminta air kepada Imam Abu Hanifah.
“Dengan 5 dirham, aku tidak menjual satu cawan air tidak kurang dari 5 dirham”, jawab Imam Abu Hanifah.
Akhirnya si badui pun setuju. Uang 5 dirham Imam Abu Hanifah pun kembali dan dia masih memiliki banyak persediaan air. (Al Adzkiya, hal. 152)