Hidayatullah.com | RASULULLAH ﷺ sangat menyukai parfum. Beliau selalu membawa parfum, kemana pun pergi. Bahkan beliau punya tempat khusus untuk parfum. Demikian demikian dikatakan Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad .
Soal tempat khusus, Imam Tirmidzi juga meriwayatkan, “Rasulullah ﷺ memiliki wadah khusus untuk parfum yang beliau gunakan untuk wewangian.”
Di dunia ini ada tiga hal yang amat disukai Rasulullah ﷺ. “Tiga perkara dunia yang aku sukai adalah perempuan, wewangian dan dijadikannya shalat sebagai penyejuk hatiku,” (HR: Imam Ahmad bersumber dari Anas bin Malik.
Saking sukanya pada parfum, Rasulullah ﷺ tak pernah menolak pemberian minyak wangi. Anas bilang, “Nabi tidak pernah menolak (pemberian) minyak wangi.” (HR: Imam Bukhari).
Parfum adalah benda ringan dan tidak menyita banyak tempat ketika dibawa, ditambah lagi ia menyebarkan aroma harum. Karenanya, menurut Anas, hal semacam ini (parfum) tidak perlu ditolak. Abu Daud juga menceritakan satu hadits yang isinya sama dengan di atas. “Barangsiapa dihadiahi parfum, hendaknya ia tidak menolaknya. Karena ia mengandung aroma yang harum dan mudah dibawa.”
Atas hadits di atas, Imam Nawawi menjelaskan, bahwa menolak pemberian berupa parfum adalah makruh, kecuali bagi mereka yang beruzur. Misalnya, parfum tersebut justru menimbulkan penyakit atau aromanya terlalu menyengat sehingga mengganggu pernafasan. Tapi cara menolaknya harus dengan santun dan baik.
Lantas parfum apa yang disukai Rasulullah ﷺ?
Dalam beberapa riwayat dijelaskan, parfum yang dipilih oleh Rasulullah ﷺ adalah misk. Dalam Al-Jami’, karya Imam Tirmidzi dan beberapa imam lainnya disebutkan sebuah hadits dari Abu Said Al Khudri. Ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Parfum terbaik adalah misk.”
Parfum untuk perempuan beda dengan laki-laki. Imam Tirmidzi mengatakan, “Parfum laki-laki tercium baunya dan tidak berwarna. Adapun parfum untuk perempuan berwarna dan tidak tercium baunya.”
Warna yang mencolok dianggap termasuk dalam tajammul (berhias) yang secara khusus hanya boleh dilakukan oleh perempuan. Di mana mereka biasa menghias diri dengan warna-warni yang indah dan berbagai macam pernak-pernik perhiasan. Oleh karenanya, bagi perempan, parfum yang baik adalah yang berwarna dan tidak tercium aromanya.
Jika pada suatu kondisi wanita harus keluar rumah, hendaknya ia memakai parfum yang berwarna dan tidak berbau, sehingga tidak menaik perhatian kaum laki-laki. Sebaliknya jika di rumah, dianjurkan memakai parfum yang wangi. Rasulullah ﷺ, bersumber dari Abu Hurairah, mengatakan, “Setiap perempuan yang terkena parfum, janganlah datang mengikuti shalat Isya bersama kami (laki-laki).”
*Sumber: kitab Syarah Syamail Imam Tirmidzi. Pensyarah: Syaikh Abdurazaq bin Abdil Muhsin Al-Badr