Keempat
Urailah dan tuntaskanlah masalah kegagalan, akibat-akibatnya, dan sebab-sebab yang mengarahkan kepadanya.
Apakah sebab-sebab kegagalan kita dapat ditutupi dengan sesuatu yang dapat membalutnya? Apakah dengan solusi yang kita lakukan terhadap kegagalan tersebut, kita dapat berhati-hati dan menghindar dari kegagalan yang sama pada masa yang akan datang? Apakah kegagalan tersebut abadi atau hanya sementara?
Bila kegagalan itu sementara, apa yang dapat kita lakukan segera untuk mengatasinya? Apa akibat kegagalan ini atas kehidupan kita dan apa kemungkinan terburuk yang harus kita hadapi karena kegagalan ini? Apakah kita telah sampai kepada peluang tersebut atau malah antara kita dengannya terdapat jarak yang sangat jauh?
Sesungguhnya menguraikan dan menuntaskan masalah kegagalan, akibat-akibatnya, dan sebab-sebab yang mengarahkan kepadanya, dapat mengenalkan kepada orang tentang kekuatan-kekuatan yang tersembunyi dalam dirinya. Orang akan menjadikan lebih mampu dan lebih kuat menghadapi kegagalan saat ini dan masa yang akan datang.
Kadang kala orang, setelah melakukan proses-proses itu, menyadari bahwa sebab-sebab kegagalan tersebut adalah di atas kemampuannya dan dia tidak memiliki pilihan lain selain bersabar, menerimanya dengan tabah, dan berdoa. Namun, kadang kala orang menemukan peluang-peluang lain dengan usahanya secara manusiawi, karena sebab-sebab itu ternyata berkaitan erat dengan pribadinya sendiri. Kadangkala dia sampai kepada kepuasan dan kesimpulan bahwa jenis kegagalan yang menimpanya sangat remeh dan tak terlalu bernilai sehingga dia merasa hanya menyia-nyiakan waktu serta tenaga dalam memikirkannya dan mengatasinya.
Kelima
Berpikirlah positif dan optimis serta pandanglah sesuatu dengan kaca mata harapan. Letakkanlah diri dalam posisi tertuduh dan harus dikoreksi. Jangan sekali-kali mengkambinghitamkan orang lain karena kegagalan kita.
Bersikaplah positif dan optimis dengan kegagalan kita. Bedakanlah antara kegagalan dalam menerapkan sarana-sarana dan strategi-strategi dengan kegagalan dalam mewujudkan target-target kita.
Kegagalan dalam menerapkan sarana-sarana dan strategi-strategi biasanya lebih mudah ditanggulangi dengan segera dan langsung dapat mengendalikan akibat-akibatnya. Namun, kegagalan dalam mewujudkan target-target adalah perkara yang sangat sulit diterima dan membutuhkan banyak waktu serta usaha untuk menghadapinya.
Jauhilah memusuhi orang lain dan mengaitkan mereka dengan kegagalan kita karena bisa jadi mereka tidak bertanggung jawab apa-apa atas kegagalan kita. Bila seorang mahasiswa gagal dalam ujian, dia tidak boleh menyalahkan para dosennya, karena bisa jadi mereka sangat menginginkan kesuksesan dan keberhasilannya.
Sama halnya, bila seorang pegawai gagal dalam mencapai jabatan yang lebih tinggi dan memperoleh promosi jabatan dan karir, janganlah dia menyalahkan atasan dan pimpinannya dengan memusuhi mereka. Bisa jadi bukan mereka yang salah, tetapi administrasi dan aturan atau pegawai itu sendiri.
Keenam
Jangan sekali-kali berputus asa untuk berusaha terus-tnenerus dalam menyingkap cara dan sarana yang mengubah kegagalan kita menjadi kesuksesan dan kemenangan.
Jangan berputus asa. Letakkanlah kalimat ini di hadapan kita setiap melakukan usaha tertentu karena setiap orang yang berusaha pasti memperoleh hasil dan bagian dari usahanya. Bisa jadi kegagalan yang kita hadapi pada suatu hari dalam perjalanan hidup kita membawa kesuksesan dan benih-benih keberhasilan bagi kita di masa yang akan datang.
Ketujuh
Bantulah orang lain. Ingatlah bahwa membantu orang lain, bersama dengan mereka, meringankan penderitaan mereka dan musibah mereka, serta memenuhi kebutuhan mereka, memiliki pengaruh kejiwaan yang sangat dalam dan tinggi dalam diri kita.
Ia merupakan salah satu sumber dari kebaikan, kebajikan dan pahala, serta merupakan salah satu mata air kebahagiaan.*/Ibrahim bin Hamd Al-Quayyid Khalid bin Abdul Aziz Al-Mubarak, dari bukunya Panduan Menuju Hidup Bahagia dan Sukses.