KITA harus sadar dan yakin bahwa saat menghadapi ujian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui kondisi kita. Oleh karena itu, Dia tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam al-Qur’an:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (al-Baqarah: 286).
Selain itu, kita juga harus ingat bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Inilah bukti cinta kasih Allah kepada kita, sebagaimana firman-Nya berikut:
“Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (al-Insyirah: 5-6).
Allah pasti akan menepati janji-Nya dan tidak ada keraguan dengan itu. Yakinlah bahwa kemudahan akan kita dapatkan setelah mengalami berbagai kesulitan.
Jalan keluar dari berbagai kesulitan juga ditopang dengan ketakwaan seseorang. Allah senantiasa memberikan kemudahan dan jalan keluar bagi orang-orang yang bertakwa. Ingatlah dan renungkanlah firman Allah berikut:
“…Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arab yang tiada disangka-sangkanya. Dan, barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya….” (ath-Thalaaq: 2-3).
Kita harus selalu yakin bahwa pertolongan Allah itu dekat, dan berharaplah yang baik-baik kepada-Nya. Allah berbuat kepada hamba-Nya sesuai harapan hamba-Nya, maka hendaknya ia selalu berprasangka baik kepada Allah. Sebab, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam dalam hadits dari Bukhari dan Muslim, Allah akan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan prasangkanya kepada Allah.
Ingatlah, seberat apa pun ujian yang kita pikul, masih jauh lebih berat ujian yang menimpa Rasulullah dan para sahabat. Meskipun mereka mendapatkan ujian yang begitu berat, namun mereka tetap ridha, bersabar, ihtisah, dan menyerahkan urusannya kepada Allah. Mereka yakin bahwa Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan dan memberikan ganti yang lebih baik.
Untuk itu, bersabarlah. Karena sesungguhnya, kebahagiaan yang hakiki adalah di akhirat, dan kebahagiaan terbesar ialah saat menghadap Allah ‘Azza wa Jalla; bukan kebahagiaan di dunia. Selama ajal belum menjemput, manusia akan terus mendapatkan ujian, baik berupa kenikmatan maupun kesusahan, hingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.
Hidup adalah perjuangan. Oleh karena itu, tidak mungkin kita terlepas dari ujian dan cobaan, apalagi kita telah mengaku sebagai muslim, mukmin, muhsin, atau bahkan mujahid. Tentunya, ujian akan datang semakin bertubi-tubi.
Ujian tersebut bukan berarti Allah membenci kita. Tapi, justru ujian merupakan tanda cinta Allah kepada kita. Ketika Allah memberikan ujian dan cobaan, berarti Dia sedang mengingat dan mengasihi kita. Semakin Allah mencintai kita, akan semakin banyak ujian yang kita dapatkan. Oleh karena itu, jangan pernah takut menghadapi ujian, serta hadapilah dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan.
“Di balik segala duka tersimpan hikmah yang bisa kita petik sebagai pelajaran. Dan, di balik segala suka tersimpan hikmah yang mungkin bisa menjadi cobaan. Cobaan dan ujian akan mendekatkan diri kita kepada Allah, serta akan mengajarkan kita cara berdoa, sekaligus untuk menghilangkan kesombongan, ujub, dan rasa bangga berlebihan pada diri kita. Dan, ujian juga akan mengantarkan kita untuk merasakan cinta Allah, karena Dia mengajarkan cinta-Nya melalui cobaan dan ujian.”*/Muhaimin al-Qudsy, dari bukunya Agar Ujian & Cobaan Berbuah Kenikmatan.