BELAS kasih adalah perasaan halus dalam hati yang mendorong manusia melakukan amalan utama, memberi maaf, dan berlaku baik.
Belas kasih termasuk budi pekerti mulia yang mesti diamalkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena dengan belas kasih itu menyebabkan kita dikasihi oleh makhluk yang ada di langit. Sifat belas kasih ini tidak hanya berlaku untuk manusia saja, tetapi juga mencakup binatang karena menyakiti binatang bukan termasuk sikap orang mukmin.
Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda:
“Kasihanilah orang-orang yang ada di bumi, supaya kamu dikasihi oleh orang-orang yang di langit (para Malaikat).” (HR Thabrani)
Belas kasih atau kasih sayang terhadap sesama makhluk menjadi ciri khas manusia berakal. Kebalikan dari sifat belas kasih adalah ganas, tidak mengenal perikemanusiaan, dan sifat ini menjadi ciri khas binatang yang tidak berakal.
Sifat ganas yang mudah menyerang lawan itu adalah perbuatan hewan, maka kalau manusia yang mempunyai akal sempurna masih mencontoh perbuatan hewan, menerkam, menempeleng, menendang, meninju, marah-marah, menghina, maka sifat kemanusiaannya telah lepas dari jiwanya.
Tetapi sifat marah, menendang, meninju, dan lain-lain itu tidak boleh dihilangkan sama sekali karena sekali waktu manusia juga membutuhkan sifat itu. Dalam arti manusia boleh marah asal sesuai dengan situasi dan kondisi untuk mempertahankan diri agar tidak jatuh.
Suatu hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa kasih sayang itu tidak boleh kita curahkan kepada orang-orang kafir, agar mereka sadar bahwa segala yang diperbuat itu adalah salah. Jadi terhadap orang kafir kita harus tegas, dan sikap tegas kepada mereka justru menunjukkan kasih sayang kita terhadap mereka. Bila perlu kita harus keras untuk membetulkan kesalahannya.
Dalam hal ini Allah berfirman:
“Muhammad itu Utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang- orang kafir, tetapi belas kasih terhadap sesama mereka.” (Al-Fath: 29)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
“Yang bersikap merendahkan diri terhadap orang mukmin dan bersikap gagah terhadap orang kafir.” (Al-Maidah: 14)
Bahkan Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang tidak punya rasa kasih sayang termasuk tidak sempurna imannya, sebagaimana sabdanya:
“Tidak sempurna iman kalian, sehingga kalian menyayangi. ‘Para sahabat berkata, ‘Ya Rasulullah, kami belas kasih.’ Nabi bersabda, ‘Sesungguhnya belas kasih bukan saja belas kasih kepada salah seorang temannya, tetapi belas kasih yang bersifat menyeluruh.”
Yang dimaksud belas kasih tanpa memandang bulu. Orang yang berpangkat sama saja dengan orang yang tidak berpangkat, tidak ada bedanya antara yang kaya dengan yang miskin, bahkan kepada binatang.
Sikap belas kasih dapat mendekatkan diri kepada Allah dan sikap keras hati dapat menyebabkan jauh dari Allah. Karena demikian inilah mukmin senantiasa berusaha dengan sekuat tenaga memiliki sifat belas kasih dan selalu menjaga sikap dari keras hati, karena keras hati itu sumber daripada penyakit.
Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya sejauh-jauh manusia dengan Allah Ta’ala ialah orang yang keras hati.” (HR. Turmudzi).*/Ibnu Athoillah Asukandari, dari bukunya Pembersihan Jiwa untuk Melihat Allah dengan Mata Hati.