SEBAGAIMANA karakter dan intelek seseorang bisa membaik dengan bergaul bersama dengan orang-orang mulia dan saleh, begitu pula berteman dengan orang berperangai buruk dan jahat, bisa mengarahkan seseorang ke kejahatan. Dalam salah satu hadist, Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Bahwa seseorang yang duduk dengan orang saleh seperti bersama dengan orang yang memakai parfum: jika ia tidak bisa mengambil manfaat darinya, setidaknya ia memperoleh harumnya. Tapi jika seseorang duduk dengan orang yang berperilaku sebaliknya, ia seperti duduk di dekat pandai besi: jika tidak terbakar percikan api dari tungkunya, maka ia disesakkan oleh asapnya.”
Hadist yang lain menyebutkan tiga jenis persahabatan. Pertama, seperti makanan yang tidak bisa ditinggalkan. Kedua, seperti obat-obatan yang dibutuhkan sewaktu-waktu, dan ketiga, seperti penyakit yang membawa keburukan. Jenis persahabatan terakhir ini harus dihindari.
Persahabatan akan terjaga bila tumbuh karakter dan hubungan yang serasi, sehingga kedua belah pihak bisa merasakan keharmonisan dan kebaikan. Orang yang sensitif dan mementingkan makna batiniah, tidak bisa berteman akrab dengan orang yang kasar dan vulgar. Dan orang yang cerdas dan suka merenung tidak bisa bersama dengan orang yang semborono dan bodoh.
Juga, orang yang ramah dan penuh kasih tidak bisa berteman akrab dengan mereka yang pendendam dan mudah curiga. Lebih-lebih, orang yang mengimani akhirat dan memandang kehidupan ini sebagai persiapan untuk menjalaninya, tidak akan berbahagia bersama orang yang memandang kehidupan ini sebagai satu-satunya dan mengingkari selain itu.
Jadi, kita perlu mengenali, menguji, dan memilih teman sebelum mengakrabi mereka. Sama halnya dengan menguji tanah sebelum kita menanam benih ke dalamnya. Dalam konteks ini, kita juga perlu benar-benar mengenali kesesuaian pasangan sebelum menjalin pernikahan. Dengan demikian, kita telah menciptakan peluang besar bagi terciptanya kondisi yang nyaman dan sehat.
Setelah menemukan teman, maka sambutlah dan setialah padanya. Karena, jarang sekali seseorang dapat menemukan teman sejati di dunia ini. Jadi, teman sejati bagaikan komoditas langka, yang harus dijaga dan disyukuri.
Adalah penting bagi kita untuk membangun seni merawat dan mempererat pertemanan dan persahabatan, karena jika tidak, kita bagaikan orang menghabiskan waktu untuk mengumpulkan kekayaan, namun setelah terkumpul, kita tidak bisa mempertahankan atau menjaganya.
Itulah sebabnya mengapa upaya merawat dan menjaga teman sejati kita sangat penting dan tidak boleh diabaikan.*/Sudirman STAIL (sumber buku: Jelajah Diri, penulis: Syekh Fadhlalla Haeri)