Oleh: Dr. Adian Husaini
“JANGAN PILIH SAYA!” Itulah slogan kampanye saya dimana-mana! Itu andaikan saya jadi caleg, calon anggota Majelis Merasa Wakil Rakyat. InsyaAllah, itu kampanye ampuh. Sebab, itu unik. Saat ini, menurut saya, terlalu banyak caleg berkampanye dengan slogan yang monoton: “Pilihlah saya! Sebab, saya akan buat hidup rakyat senang dan sejahtera!”
Saya ingin beda; lain dari pada caleg lainnya. Program-program saya justru membuat pejabat dan rakyat susah! Maka, wahai pejabat dan rakyat Indonesia, saatnya Anda mendengarkan suara saya, “Jangan pilih saya! Karena saya tidak butuh suara Anda! Saya tidak akan merayu apalagi membayar Anda, agar mau mencoblos partai atau gambar saya! Tidak! Sebab, program saya, ibarat obat dari dokter spesialis penyakit hati – meskipun pahit dan menyusahkan – akan menyelamatkan Anda semua, sehingga harusnya Anda yang meminta saya menjadi wakil Anda. Bukan saya yang menyodor-nyodorkan diri sebagai wakil Anda semua!”
Ada lima alasan utama mengapa Anda tidak perlu memilih saya. Mohon direnungkan dengan hati jernih! Jika saya terpilih, ini yang akan saya lakukan, yang semuanya membuat Anda susah!
Pertama, saya akan meminta penguasa segera membatasi dan bahkan jika perlu menutup banyak acara televisi yang terlalu agresif dan masif mengumbar gosip, membuai kemalasan, dan menjual impian kosong. Acara-acara seperti itu sama bahayanya dengan candu. Program saya ini jelas mengganggu kenyamanan banyak diantara Anda! Obat ini pahit rasanya. Tapi, sudah saatnya, bangsa kita – dimulai dari para pejabatnya — dididik dengan kerja keras, tidak bermalas-malas dan menjual mimpi. Sekarang, saatnya bersusah-susah, bukan saat bersenang-senang. Negara kita sedang banyak hutang. Sumber Daya Alam semakin menipis. Hutan semakin gundul. Minyak dan mineral bumi dieksploitasi nyaris tanpa kendali. Kita mewarisi utang lebih dari Rp 2.000 trilyun. Ini bukan jumlah kecil! Tolong dipahami ini. Saya tidak mau membohongi Anda, bahwa kalau saya berkuasa akan membawa hidup Anda nyaman, sejahtera, senang, dan sentosa. Itu mimpi! Uang siapa yang mau dipakai? Apa kita akan menambah utang terus-menerus? Sekarang, saatnya kita bersusah-susah dahulu! Nanti, puluhan tahun lagi, kalau perjuangan kita berhasil – mungkin saya sudah mati – baru bisa dipetik hasilnya. Biar kita yang susah, anak-cucu kita yang menikmati hasilnya. Karena itu, jangan pilih saya dan partai saya! Silakan, jika mau bersenang-senang, Anda pilih yang lain!
Kedua, demi penghematan anggaran negara, saya akan mendesak penguasa untuk menemui para kreditor asing agar mereka berani meminta pemotongan utang luar negeri, khususnya bunga utang yang sangat mencekik yang jumlahnya sudah ratusan trilyun. Katakan pada mereka, banyak utang yang sekarang dibebankan kepada rakyat adalah utang najis (odious debt) yang dulunya dikorup atau digunakan tidak pada tempatnya. Harusnya, minimal, penguasa berani meminta moratorium. Anggaran negara lebih diprioritaskan untuk membangun perekonomian rakyat, bukan membayar cicilan bunga utang yang jelas-jelas ribawi dan zalim.
Akibatnya, mungkin kreditor marah. Kita diboikot, sehingga susah impor barang-barang konsumtif, karena kekurangan devisa. Kita harus hidup dengan kesederhanaan, sekedar bisa makan dan minum dan memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat dan berpendidikan. Tak leluasa lagi kita menonton tayangan langsung olahraga dari Eropa. Mungkin, banyak alat-alat transportasi terpaksa dikanibalisasi karena kesulitan suku cadang. Saya minta semua pejabat menggunakan mobil nasional. Bukan mobil impor boros BBM. Akibatnya, kenyamanan Anda terganggu. Anda jadi susah! Jadi, saya terpaksa harus berkata jujur, “Jangan pilih saya, karena akan bikin Anda susah!
Ketiga, saya akan mengumumkan secara terbuka dan sejujurnya, bahwa saya orang Muslim. Saya tidak boleh munafik dan berlaku “sok tidak Islami” untuk raih simpati sana-sini. Sebagai Muslim, saya wajib berjuang agar ajaran-ajaran Allah Subhanahu Wata’ala bisa diterapkan di negara yang saya cintai ini. Saya tidak mau mengikuti jejak Iblis, yang mengakui eksistensi Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi menolak untuk tunduk pada-Nya. Sangatlah aneh, jika saya membangkang dan melawan perintah Allah Subhanahu Wata’ala tetapi saya meminta-minta agar Allah menyayangi saya. Jika menterinya membangkang, Presiden pun tak akan suka.
Saya akan berusaha meyakinkan saudara-saudara sesama Muslim di Majelis Merasa Wakil Rakyat dan para elite negara, bahwa dengan melaksanakan ajaran Allah secara benar dan sungguh-sungguh, akan membawa bangsa ini kepada keridhaan Allah. Dengan itu, Allah Subhanahu Wata’ala akan menurunkan rahmat-Nya. Kitab Suci (QS 7:96) menjelaskan, bahwa jika suatu bangsa beriman dan bertaqwa maka Allah akan mengucurkan barakahnya dari langit dan bumi. Dengan taqwa, bencana dan azab bisa terhindar.
Tapi, ada pengorbanan yang harus dibayar. Kemaksiatan – minuman keras, pornografi, judi, narkoba, perzinahan, dan sejenisnya – ditetapkan sebagai tindak kriminal. Kata Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam: “Sorga itu diselimuti hal-hal yang dibenci manusia; sedangkan neraka diselimuti hal-hal pemuas syahwat yang disenangi manusia.” Mohon maklum, program seperti ini jelas akan membuat banyak orang merasa susah, karena kebebasan untuk memuaskan hawa nafsu terganggu. Maka, dengan sadar saya persilakan untuk menentukan sikap: “Jangan pilih saya!”
Keempat, saya akan mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, agar mewajibkan seluruh murid sekolah dan mahasiswa – yang Muslim — untuk setiap hari membiasakan berlatih bela diri, membaca al-Quran, shalat wajib dan shalat sunnah. Itu sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana tertuang dalam UU No 20/2003 dan UU No 12/2012. Bahkan, saya juga meminta Presiden atau Mendikbud, secara rutin muncul di televisi nasional, pada waktu sepertiga malam terakhir, untuk mengajak kita semua melaksanakan shalat tahajjud. Itulah waktu yang sangat baik untuk berdoa, agar bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan kuat. Masalah bangsa kita terlalu besar. Tidak cukup solusi yang mengandalkan akal dan paca indera semata, dengan mengabaikan petunjuk Wahyu Ilahi. Semua itu bertujuan, agar generasi kita ke depan, adalah generasi yang memiliki iman dan tubuh yang kuat (basythatan fil ilmi wa basythatan fil jismi). Pesan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam: “Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah!”
Bangsa Muslim terbesar di dunia harus kuat dan kaya, tidak boeh menjadi bangsa yang lemah dan teraniaya. Tetapi, Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam menyuruh kita bersikap zuhud, hidup sederhana, rindu akhirat, dan tidak gila dunia (hubbud-dunya). Cinta dunia dan takut mati (al-wahnu) itulah yang dikatakan Nabi kita Shallallahu ‘alaihi Wassallam, sebagai sumber kelemahan dan kehancuran umat Islam. Bisa dipastikan, program saya itu pun mengganggu kenyamanan dan kesenangan banyak orang yang tidak sabar untuk menuruti hawa nafsu, menikmati kehidupan dunia secara berlebihan. Karena itu, dengan tulus ikhlas dan penuh kesadaran, saya mempersilakan untuk menggunakan hak pilih Anda semua: “Jangan pilih saya, karena saya akan bikin susah!”
Kelima, saya akan meminta pemerintah membentuk Pasukan Khusus Penegak Disipli Nasional yang diturunkan di jalan-jalan dan di berbagai tempat strategis untuk menegakkan disiplin dan semangat kerja keras. Tentu saja, pasukan itu harus dididik dengan keimanan dan ketaqwaan, agar mereka takut azab Allah jika berlaku zalim terhadap rakyat. Pasukan itu harus berwibawa, bersikap sopan dan tegas menertibkan siapa yang merokok dan membuang sampah sembarangan; menangkap pengangguran dan pengemis profesional; menindak tegas penjudi, peminum miras, pezina, atau yang berkhalwat mendekati zina. Kirimlah pengemis yang berbadan sehat tetapi malas bekerja, ke Balai Latihan Kerja (BLK) atau pulau terpencil dengan bekal secukupnya agar mereka belajar bekerja keras untuk hidup!
Saya maklum, program saya ini pun akan banyak tidak disukai! Maka, saya tidak tersinggung jika saya tidak dipilih! Silakan pilih yang lain, yang menjanjikan kesenangan sesaat bagi Anda!
Walhasil, saya hanya ingin jujur kepada diri saya dan kepada Anda semua. Ada banyak program saya lainnya yang membuat pejabat dan rakyat jadi susah. Tapi, menurut hemat saya, sekarang memang saatnya kita bersusah-payah demi masa depan gemilang; bukan saat berpesta gunakan uang rakyat dan hasil utang serta berjoget pagi, siang, dan malam!
Ibarat dokter, saya menawarkan jamu pahit! Saya tidak menawarkan narkoba yang merusak dan hanya memberi kenyamanan sesaat! Mari kita renungkan sejarah! Hanya bangsa-bangsa yang cinta kerja keras, cinta ilmu, dan cinta pengorbanan, akan menjadi bangsa besar. Kita pasti tidak mau bangsa kita hanya memelihara kemalasan sehingga akan digilas zaman dan hanya menjadi tumbal peradaban.
Jika masih ada yang ingin melepas syahwat sebebasnya, memanjakan kemalasan, dan terus mengebiri akal sehat, maka dengan berat hati, mohon maaf sebesar-besarnya, saya persilakan Anda menentukan sikap: “Jangan pilih saya!” Selamat mengumbar janji dan berpesta pora. Lalu, siap-siaplah terima akibatnya di dunia dan akhirat!
Yang jelas, kita tunaikan kewajiban, menyampaikan pesan penuh hikmah: ikutilah jalan kenabian, jangan ikuti jalan setan! Wallahu a’lam bish-shawab!.*/Depok, 4 April 2014
Penulis adalah Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam—Universitas Ibn Khaldun Bogor. Catatan Akhir Pekan (CAP) hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM dan hidayatullah.com