Hidayatullah.com–Akhirnya Majelis Mahkamah Konstitusi menolak seluruh permohonan gugatan kubu calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terhadap hasil Pemilu Presiden 2014.
Putusan akhir ini dibacakan langsung oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva sekitar lima menit lalu (sekitar pukul 20.44 WIB
“Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya,” kata Hamdan Zoelv di Gedung MK, Kamis malam.
Sidang perkara gugatan hasil Pilpres yang dimulai sejak Kamis siang diiringi suasana panas di luar gedung MK.
Ricuh
Saat menunngu pembacaan sidang MK perkara sengketa hasil pilpres 2104 ini, masa di luar sidang sempat sempat ricuh.
Sebelumnya, beberapa relawan Prabowo-Hatta berharap bisa memasuki Gedung MK namun hanya yang telah memiliki ID Card khusus yang diizinkan mengikuti jalannya sidang putusan sengketa Pilpres ini.
Meski memanas dan ricuh, numun situasi di depan gedung sidang Mahkamah Agung (MA) masih tetap kondusif. Hal ini terjadi karena penjagaan ketat di titik – titik rawan ricuh di sekitar Gedung MK.
Polda Metro Jaya menyebutkan delapan demonstran terluka dalam bentrokan polisi dengan demonstran saat sidang Mahkamah Konstitusi berlangsung, di Bundaran Patung Arjuna Wijaya alias Patung Kuda, Jakarta.
“Tujuh yang terluka saat aksi demo di bundaran itu sudah dibawa ke rumah sakit,” kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Musyafak, di Jakarta, Kamis.
Mereka adalah anggota Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/POLRI Indonesia (FKPPI), Aziz S, Ahmadi, dan Rihut.
Selanjutnya, anggota Forkabi, Gandari Ahmad Bari, anggota Pemuda Panca Marga, Asril Tandirerung, anggota PAC Gerindra Pasar Minggu, M Duha, masyarakat sipil, Rosely MS, dan petugas Polres Metro Jakarta Pusat, Brigadir Polisi Giyanto, yang terkena pagar duri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Musyafak menyebutkan empat korban luka memar karena terjatuh dilarikan ke RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, yang lalu dirujuk ke RS Pusat TNI AD, Jakarta Pusat.
Kebanyakan dari para korban itu terjatuh dan terbentur-bentur saat menghindarkan diri dari semprotan air bertekanan sangat tinggi dari meriam air polisi.*