Hidayatullah.com—Qatar dan Bahrain sepakat untuk menjalin kembali hubungan diplomatik. Demikian menurut kantor berita Bahrain (BNA) dan Kementerian Luar Negeri Qatar, Rabu (11/4/2023).
Kesepakatan itu dicapai setelah boikot selama dua tahun oleh negara-negara Arab di Qatar dicabut. Pada Januari 2021, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir mengakhiri embargo perdagangan tiga setengah tahun di Qatar, kecuali Bahrain.
Keempat negara akan melanjutkan hubungan perjalanan dan perdagangan pada tahun 2021. Pada hari Rabu, Komite Bahrain-Qatar mengadakan pertemuan keduanya di markas besar Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Riyadh.
Kedua negara menginformasikan bahwa keputusan tersebut bermula dari keinginan untuk mengembangkan hubungan bilateral dan meningkatkan integrasi dan persatuan yang melibatkan enam negara GCC – terdiri dari Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Oman dan UEA.
Pada 2017, empat negara Arab memutuskan hubungan diplomatik, perdagangan, dan pariwisata dengan Qatar, menuduh negara itu mendukung kelompok militan, tuduhan yang dibantah Doha. Kerusuhan berlanjut hingga kelima negara menandatangani deklarasi pada Januari 2021 yang mengakhiri konflik.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan menyambut baik pemulihan hubungan diplomatik kedua negara Teluk itu. “Dewan Kerjasama Teluk yang sepenuhnya bersatu, di mana Bahrain dan Qatar adalah anggota kuncinya, merupakan … langkah penting untuk menciptakan kawasan Timur Tengah yang lebih stabil dan makmur, termasuk melalui pengaturan komersial, ekonomi dan pertahanan yang lebih terintegrasi,” kata Sullivan dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.*