BETAPA galaunya bagi seorang pendidik yang hidup pada jaman Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme (SePILIS) seperti saat ini. Di mana agama tidak berhak mengatur kehidupan.
Saat melihat berbagai fakta kerusakan remaja sebut saja remaja SMP di Jakarta yang melakukan video asusila, maraknya mucikari remaja di Surabaya dan fenomena baru “cabe-cabean”yang identik dengan ABG ‘nakal” sebagai penghibur pria. (hidayatullah.com), bahkan ikut-ikutan budaya kufur seperti V-Day semakin membuat kita mengelus dada. Prihatin!
Bagaimana tidak? Remaja yang seharusnya memiliki potensi yang sangat besar yaitu sebagai agent of change untuk membangun sebuah peradaban yang agung yaitu Islam, sekarang terjebak pada aktivitas kemaksiatan.
Apalagi profesi guru inipun akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah bahwa kita adalah pendidik. Pendidik generasi.
Wahai para guru, mari kita arahkan potensi remaja pada hal yang positif.
Kita bisa melakukan sesuatu, dengan perkuat akidah anak didik kita, kita jadikan mereka anak-anak yang berkepribadian Islam. Tidak hanya aspek intelektual saja kita nomorsatukan. Justru aspek agama inilah yang seharusnya dijadikan pondasi dalam setiap kehidupan.
Memang butuh sinergisitas banyak pihak, tidak hanya dibebankan pada sekolah, tapi keluarga, masyarakatpun bertanggungjawab. Dan yang paling utama adalah peran Negara yang harus melindungi akidah dan akhlak generasi kita.
Mari selamatkan generasi kita! Generasi kaum Muslimin dari cengkeraman SePILIS dengan cara kembali pada Islam, dan kita bangun peradaban Islam yang di ridhoi Allah, agar keberkahan Allah kita rasakan dalam kehidupan ini. Amin.*
Penulis: Astri Diah A.
Guru SD Luqman Al Hakim Surabaya