Hidayatullah.com — Anggota komunitas Yahudi terakhir yang diketahui baru saja meninggalkan Afghanistan pada Jumat, bersama 30 orang lainnya.
Zebulon Simentov memelihara dan tinggal di satu-satunya Sinagog di Kabul, yang bertahan dengan sumbangan dari luar negeri. Sebagai tokoh terkenal di ibukota Afghanistan, ia telah hidup puluhan tahun melewati konflik dan kekacauan politik. Termasuk pemerintahan Taliban sebelumnya dari tahun 1996 dan 2001.
Simentov dan 30 Yahudi lainnya melakukan perjalanan dengan van melintasi daerah pegunungan Afghanistan dan melewati beberapa pos pemeriksaan Taliban. Mereka kemudian memasuki “negara tetangga” pada Senin, kata Moti Kahana, seorang warga Israel-Amerika yang mengatur perjalanan mereka.
Simentov dipuji karena membantu menyelamatkan puluhan anak dengan menolak meninggalkan mereka di Afghanistan, kata Kahana.
Pada abad ke 19 Afghanistan pernah menjadi rumah bagi komunitas Yahudi yang cukup besar. Mencapai 40.000 pada pertengahan abad dan mulai menurun hingga sekarang.
Sebagian besar Yahudi telah berpindah ke Israel sejak pembentukan entitas Zionis itu pada tahun 1948 dan setelah invasi Soviet pada 1979.
Status Simentov sebagai penganut Yahudi terakhir yang tinggal di Afghanistan menjadi perhatian media dalam beberapa dekade terakhir. Karena ia menolak mengungsi ke Israel, bahkan setelah anak-anak dan istrinya sudah di sana.
Simentov pada akhirnya memutuskan pergi “ketika dia mendengar lebih banyak tembakan, dan ketika orang Amerika tidak ada dan bandara ditutup.”