ANAK-anak masa kini hidup di dunia digital selain di dunia nyata, lewat chatting atau ngobrol dengan teman-teman mereka di Xbox Live, FaceTime, atau melihat profil di Instagram.
Akhir-akhir ini sepertinya selalu ada tamu dunia maya di rumah kita.
Cara hidup mereka berbeda secara mendasar dibandingkan generasi sebelumnya saat mereka berumur delapan atau 10 tahun.
Mereka adalah generasi pertama yang kebingungan jika tidak ada reaksi saat mereka menyentuh layar.
Dan hal pertama yang mereka katakan saat mainan mereka rusak adalah, “Jangan khawatir, kita bisa mengunduh yang baru”.
Penulis buku Menjadi Besar Secara Digital, Don Tapscott, sudah cukup lama mengkaji tentang perbedaan generasi yang lahir di zaman komputer.
Perbedaan otak
“Otak mereka sebenarnya berbeda,” jelas Tapscott, seperti dilaporkan BBC, Rabu (18/06/2014). Ia berpendapat otak ditentukan oleh cara kita menggunakannya.
“Generasi kami besar dengan menonton televisi –kami penerima pasif. Anak-anak saat ini pulang ke rumah dan menghidupkan telepon genggamnya, mereka mendengarkan MP3, chatting dengan teman, dan memainkan video games. Mereka melakukan semua hal ini pada saat bersamaan.”
Asosiasi Guru dan Pengajar meminta petunjuk pemerintah tentang waktu yang dipakai anak menggunakan peralatan yang terkait dengan internet.
Direktur asosiasi ini Mark Langhammer mengatakan, “Kami menerima sejumlah laporan tentang anak-anak yang sangat muda masuk sekolah benar-benar tidak bisa bergaul karena terlalu lama menggunakan permainan digital dan media sosial”.
Tetapi Tapscott mengatakan, kita perlu berhenti melihat internet sebagai hal yang buruk.
Dia mengatakan, “Mereka adalah generasi yang paling pintar selama ini.”*