Hidayatullah.com— Badan Pengungsi PBB bekerjasama dengan Norwegian Refugee Council mencatat ada 33,3 juta IDP (Internally Displaced People) pada tahun 2013 akibat konflik dan kekerasan di negara mereka.
IDP adalah orang-orang dalam jumlah besar dan dipaksa meninggalkan rumah mereka sebagai akibat pertikaian bersenjata dan perselisihan internal.
Sampai hari ini, tercatat ada 33,3 juta IDP di seluruh dunia akibat konflik di negara mereka pada akhir tahun lalu, naik 16 persen atau 4,5 juta orang dibandingkan tahun 2012.
Suriah pada urutan pertama dengan prosentase sebesar 43 persen dan jumlah IDP mencapai 6,5 juta orang. Demikian sebuah laporan internasional menyebutkan seperti dikutip World Bulletin (14/05/2014) mengutip laporan tahunan PBB yang dirilis pada Rabu (14/5/2014) di markas PBB di Jenewa.
Dari seluruh IDP akibat konflik pada tahun 2013 di dunia, Suriah menempati urutan tertinggi dengan prosentase sebesar 43 persen. Jumlah total IDP di Suriah adalah 6,5 juta orang. Sementara itu hampir 2,5 juta warga Suriah kini tercatat sebagai pengungsi di negara-negara tetangga seperti Turki, Libanon dan Iraq.
Sedangkan urutan kedua ditempati Kolombia dengan jumlah 5,7 juta orang dan urutan ketiga ditempati Nigeria dengan jumlah 3,3 juta orang.
Laporan yang dibuat Norwegian Refugee Council menyebutkan hampir dua pertiga dari jumlah IDP di dunia hanya berada di lima negara, yakni Suriah, Kolumbia, Nigeria, Republik Demokratik Kongo dan Sudan.
Suriah, dengan sekurang-sekurangya 6,5 juta orang telah meninggalkan rumah mereka dalam tiga tahun pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak yang didukung para pejuang asing, pada tahun 2013 menempati urutan pertama yang tahun sebelumnya ditempati Kolombia, negara yang telah mengalami perang gerilya selama puluhan tahun.
Negara-negara Timur Tengah menyumbang angka 43 persen – dengan jumlah 3,5 juta orang – dari keseluruhan IDP yang baru di seluruh dunia pada tahun 2013, dengan total 8,2 juta orang, menurut laporan yang dipresentasikan pada jumpa pers di markas PBB itu.
Jan Egeland, Sekretaris Jenderal Norwegian Refugee Council dan mantan petinggi PBB itu mengatakan bahwa laporan itu “mengungkap realitas menakutkan hidup di dalam wilayah Suriah,” di mana 9500 orang per hari – sekitar satu keluarga setiap 60 menit – terpaksa mengungsi di dalam negeri. Negara ini tetap tercepat dan terbesar di dunia dalam perkembangan krisis pengungsian.
Kolombia, yang telah menempuh langkah besar menuju perdamaian dalam konflik terbaru terlihat ada peningkatan jumlah IDP selama 10 tahun berturut-turut, sehingga total menjadi 5,7 juta orang pada akhir 2013.
Nigeria yang sebelumnya tidak menunjukkan jumlah IDP, tapi sekarang telah menunjukkan jumlah 3,3 juta orang, akibat kekerasan antar-komunal dan antar-agama.
Laporan ini juga mendukung perkiraan sebelumnya, yang menyebutkan bahwa jumlah itu mengalami peningkatan yang tajam akibat dari pemberontakan Boko Haram.
The Council’s Internal Displacement Monitoring Centre yang merupakan bagian dari Norwegian Refugee Council telah mengumpulkan laporan tahunan selama 15 tahun berdasarkan informasi dari pemerintah negara-negara di dunia, organisasi-organisasi kemanusiaan, badan-badan PBB dan pengamat dari badan itu yang diterjunkan di lapangan.
Total IDP di Republik Demokratik Kongo – yang puluhan tahun terjadi pertikaian antar kelompok bersenjata memperebutkan sumber daya alam – mencapai sedikitnya 2,9 juta orang, hampir sama dengan Sudan yang mencapai 2,4 juta orang.*