Hidayatullah.com–Ketua Umum Pengurus Besar HMI MPO yang baru terpilih dalam kongres ke-30 di Tangerang menyampaikan imbauan kepada saudara-saudaranya HMI ‘Diponegoro’ yang baru memulai kongres ke-29 di Pekanbaru Riau.
Imbauan HMI MPO dilakukan terkait berita dugaan rombongan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang akan mengikuti Kongres ke-29 di Pekanbaru, yang dikabarkan telah merugikan sebuah pemilik Rumah Makan Umega di Desa Kota Lama, Rengat.
Sebagaimana diketahui, Kongres HMI di Riau saat ini ramai diperbincangkan lantaran ulah sejumlah oknum rombongan liar (Romli) yang mengundang keprihatinan.
Terkait kasus ini, HMI MPO menyampaikan 5 hal;
Pertama, menyarankan kepada peserta dan partisipan kongres HMI ‘Diponegoro’ (HMI DIPO) di Pekanbaru, Riau, untuk menjalankan proses kongres sesuai semangat pendiri HMI, Lafran Pane.
Kedua, mengimbau kepada para peserta dan partisipan kongres HMI ‘Diponegoro’ (HMI DIPO) di Pekanbaru, Riau, agar menjaga stabilitas publik (menghindari pengrusakan fasilitas publik, dan menjaga ketertiban umum).
Ketiga, mengimbau kepada panitia kongres ke-29 HMI ‘Diponegoro’ (HMI DIPO) agar menggunakan anggaran negara secara bijak, tidak berlebihan, tidak berujung kepada kerugian rakyat.
Keempat, diharapkan kepada masyarakat agar jernih, obyektif, berimbang dalam menilai dinamika kongres HMI ‘Diponegoro’ (HMI DIPO).
Kelima, mengimbau kepada cabang-cabang HMI MPO dan HMI DIPO se-Indonesia agar konsisten menjaga nilai-nilai ke-HMI-an sebagaimana semangat awal berdirinya HMI.
Untuk diketahui, hingga saat ini ada dua HMI yaitu HMI ‘MPO’ dan HMI ‘Dipo’ sebagai akibat intervensi negara saat memaksakan asas tunggal di era Orde Baru.
HMI ‘Dipo’ banyak diklaim HMI versi Orde Baru karena menerima Asas Tunggal, sedangkan HMI ‘MPO’ adalah HMI yang menolak Asas Tunggal.
“Penolakan tersebut bukan penolakan terhadap Pancasila, akan tetapi sebagai bentuk perlawanan terhadap otoritarianisme negara saat itu,” Muhammad Fauzi, Ketua Umum Pengurus Besar HMI MPO.*