Hidayatullah.com—Keputusan panitia kontes kecantikan Miss World untuk melakukan kegiatan di Sentul Jawa Barat rupanya memancing perhatian pemuda Islam se-Jakarta untuk melakukan protes.
Beberapa komunitas dakwah seperti Young Islamic Leader (YI Lead), One Islam Movement hingga Indonesia Tanpa JIL berencana akan mengadakan Tabligh Akbar Tolak Miss World di Jakarta, Ahad (25/08/2013).
Sekjen Jurnalis Islam Bersatu (JITU) Muhammad Pizaro menjelaskan, Saat ini umat Islam bukan hanya harus menolak Miss World saja, kalau perlu menggagalkan.
“Sekarang kita harus berbicara bagaimana menggagalkan Miss World di Indonesia,” jelas lelaki yang juga aktivis Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI) ini.
Pizaro mengingatkan agar para pemuda tidak patah semangat. Dengan niat yang tulus mencari ridho Allah niscaya akan datang membantu mereka yang tidak diam melihat kemunkaran dari Miss World itu.
“Kita harus ingat bagaimana umat islam berhasil menggagalkan konser Lady Gaga,” tambahnya.
Selain Pizaro, Lukman Syuhada,Lc dari Pondok Pesantren Al Islam Pondok Gede Bekasi juga ikut menjadi narasumber.
Menurut Lukman, seorang Muslim ketika melihat kemunkaran maka ia harus marah atas terselenggaranya Miss World, sebab acara acara sebuah simbol kemaksiatan besar.
“Bahkan ketika acara Miss World dilaksanakan pakai cadar kita harus tetap menolaknya,” jelas Lukman disambut gemuruh takbir.
“Sejatinya Miss World adalah syiar kemaksiatan yang mengeksploitasi aurat wanita,” jelasnya lagi.
Sebagai narasumber puncak, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir Lc mengingatkan kepada para pemuda untuk terus bersuara mengkampanyekan penolakan terhada kegiatan Miss World.
Menurutnya keberanian untuk menyatakan benar adalah benar dan bathil adalah bathil adalah bukti dari nikmatnya sebuah hidayah.
“Banyak orang bisa mengetahui yang haq tapi sedikit yang berani berjalan di jalan yang haq, sedikit yang berani memperjuangkan yang haq,” jelasnya
Bachtiar juga menegaskan bahwa rumor Miss World memperlombangkan intelektual wanita adalah bohong besar. Faktanya menurutnya dibalik kegiatan ini tersimpan bisnis prostitusi terselubung.
Selain mengeksploitasi seksualitas wanita, Miss World juga membawa misi liberalisasi perempuan.
“Banyak orang berpikir bahwa kegiatan seperti ini bisa menambah devisa negara, padahal biaya mengobati penyakit sosial yang ditimbulkan jauh lebih mahal dari pemasukan devisanya,” tegas Bachtiar lagi.*