Hidayatullah.com—Qatar telah menandatangani kesepakatan untuk membeli 24 jet tempur Typhoon dari Inggris, kesepakatan pembelian alat pertahanan terbesar kedua yang ditadatangani Doha selama pertikaian diplomatik dengan negara-negara tetangganya.
Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Muhammad Al-Attiyah dan sejawatnya dari Inggris Michael Fallon menandatangani “statement of intent” dari Inggris untuk menjual pesawat-pesawatnya, menurut pernyataan yang dirilis London dan di media sosial seperti dilansir AFP Senin (18/9/2017).
“Ini akan menjadi kontrak pertahanan besar pertama dengan Qatar, salah satu mitra strategis Inggris,” kata Fallon.
“Ini merupakan momen penting dalam hubungan pertahanan kita dan menjadi dasar kerjasama yang lebih erat antara kedua negara,” imbuhnya.
Dubes Inggris untuk Doha Ajay Sharma lewat Twitter mengumumkan kesepakatan itu, yang disebutnya sebagai langkah besar dalam hubungan pertahanan antara kedua negara.
Belum ada komentar dari Qatar perihal itu.
Kesepakatan pembelian pesawat perang tersebut melewati negosiasi yang panjang. Menurut Fallon perundingannya dilakukan sejak Maret 2016.
Sebelumnya ini, Qatar mengumumkan telah sepakat mengenai pembelian jet-jet tempur F-15 dari Amerika Serikat senilai $12 miliar.
Tahun 2016, Qatar setuju untuk membeli 24 pesawat tempur Dassault Rafale dari Prancis, yang konon bernilai 6,7 miliar euro.
Pada 5 Juni, atau sepuluh hari sebelum kontrak dengan Amerika Serikat diumumkan, Arab Saudi, Barain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutus hubungan dengan Qatar. Mereka menuding Doha mendukung terorisme dan bermesra-mesraan dengan negara Syiah Iran.
Qatar membantah tuduhan-tuduhan itu dan mengklaim perselisihan tersebut sebagai serangan terhadap kedaulatan negaranya.
Kesepakatan jual-beli jet tempur ini penting bagi Inggris, sebab negara itu harus mencari mitra bisnis di luar Eropa sejalan dengan keputusannya hengkang dari Uni Eropa.*