Hidayatullah.com—Iran mengatakan perusahaan energi raksasa asal Prancis, Total, akan menandatangani kesepakatan kontrak bernilai hampir $5 miliar untuk membangun fasilitas pengeboran gas di lepas pantai di kawasan Teluk.
Itu merupakan kesepakatan bisnis terbesar sejak Iran dicabutnya sanksi ekonomi atas negara itu pada 2016.
Pejabat-pejabat kementerian minyak mengatakan kesepakatan itu adalah untuk membangun ladang gas South Pars, yang dijadwalkan akan ditandatangani hari Senin ini (3/7/2017) di Teheran. Total akan mendapatkan saham 50,1 persen, lapor BBC.
Kesepakatan yang sama akan memberikan porsi saham 30% kepada perusahaan energi asal China, CNPC, dan perusahaan energi Petropars milik Iran sebanyak 19,9%.
Total sebenarnya berencana menandatangani kontrak itu beberapa bulan lalu, tetapi memutuskan menunggu untuk melihat apakah Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menerapkan kembali sanksi atas Iran.
Total merupakan salah satu investor terbesar di Iran sebelum masyarakat internasional menjatuhkan sanksi pada tahun 2006 terkait kecurigaan terhadap aktivitas nuklir Iran yang diduga dipakai untuk pembuatan senjata.
Bulan Juni 2017, bos Total Patrick Pouyanne mengisyaratkan perusahaannya siap untuk melakukan investasi awal senilai $1 miliar di Iran, negara terbesar ketiga penghasil minyak di antara anggota OPEC.
Ladang gas lepas pantai itu pertama kali digarap pada tahun 1990-an. Gabungan ladang minyak dan gas South Pars dan North Dome di perairan Teluk, menurut International Energy Agency (IEA), merupakan ladang gas terbesar di dunia. Sumber minyak dan gas lepas pantai itu dimiliki bersama antara Iran dan Qatar, yang kini sedang bersitegang dengan negara-negara Arab.
Qatar Petroleum International milik pemerintah Qatar sudah cukup lama memiliki saham Total yang menggarap ladang minyak dan gas di berbagai belahan dunia.*