Hidayatullah.com– Qatar dan Republik Chad telah menandatangani sebuah Nota Kesepahaman (MoU) yang memperbaiki hubungan diplomatik antara kedua negara, menteri luar negeri Qatar mengatakan kepada Aljazeera.
Hubungan antar mereka terputus pada Agustus setelah blokade empat Negara Teluk yang dipimpin oleh Saudi.
Kesepakatan itu dicapai setelah Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menggelar sebuah pertemuan dengan Cherif Mahamat Zene, Menteri Hubungan Luar Negeri Chad, integrasi Afrika dan kooperasi internasional, di Doha.
Dalam pertemuan itu, kedua negara mendiskusikan pengembangan dan peningkatan hubungan bilateral.
Lolwah al-Khater, juru bicara kementrian luar negeri Qatar, mengatakan bahwa kedua negara akan mengembalikan duta besar mereka secepatnya.
Mohammed bin Abdulrahman Al Thani memuji langkah tersebut di Twitter.
“Kami menyambut dibukanya kembali hubungan diplomatik antara Qatar dan Chad dan kembalinya duta besar antara kedua negara bersahabat ini, sebuah nota kesepahaman telah ditandatangani hari ini di Doha.”
Chad dan Qatar
Chad menutup kedutaan Qatar di N’Djamena pada Agustus, menuduh Qatar berupaya merusak keseimbangan negara itu melalui negara tetangga utaranya Libya.
Qatar merespon hal itu dan memerintahkan untuk menutup kedutaan, dan menuduh Negara Afrika itu bergabung dalam sebuah “pemerasan politik terhadap Negara Qatar”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Lebih dari delapan bulan sejak awal krisis itu, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menyeru negara-negara yang berseteru untuk terlibat dalam dialog.
Tetapi kuartet pimpinan Arab Saudi (Mesir, Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab) mengeluarkan daftar 13 permintaan, termasuk menutup jaringan media Aljazeera yang berbasis di Qatar, membatasi hubungan dengan Iran dan mengeluarkan tentara Turki yang ditempatkan di negara itu sebagai prasyarat untuk mencabut blokade.
Qatar menolak semua permintaan tersebut, mengecam hal itu sebagai upaya untuk melanggar kedaulatannya.*/Nashirul Haq AR