Hidayatullah.com–Seorang pejabat ‘Israel’ yang mengundurkan diri pada Rabu, 3 Oktober 2018, mengatakan, jet siluman nya bias mengalahkan sistem rudal S-300 buatan Rusia di Suriah, lapor Reuters.
“Kemampuan operasional angkatan udara sedemikian rupa sehingga baterai (S-300) itu benar-benar tidak membatasi kemampuan angkatan udara untuk bertindak,” kata Menteri Kerjasama Regional ‘Israel’ Tzachi Hanegbi dikutip Reuters, Kamis (4/10/2018) malam.
Menurutnya, Israel akan mengandalkan jet tempur siluman generasi terbaru yang mereka miliki.
Jet tempur F-35 yang dibeli dari pabrikan AS akan digunakan untuk operasi-operasi penyerangan berikutnya ke sasaran di Suriah.
“Anda tahu bahwa kami memiliki pesawat tempur siluman, pesawat terbaik di dunia. Baterai ini bahkan tidak mampu mendeteksi mereka. ”
Hanegbi mengatakan bahwa Rusia sebelumnya telah menempatkan S-300-nya di Suriah, sehingga kemampuan sistem telah lama diperhitungkan dalam perencanaan ‘Israel’.
Militer Suriah akan membutuhkan “beberapa bulan” untuk mendapatkan operasional S-300, katanya.
“Kami telah mengklarifikasi kepada rezim Assad lebih dari sekali bahwa kami tidak akan mundur dari komitmen kami untuk mencegah penjajahan Iran di Suriah,” kata Hanegbi, menambahkan ancaman.
“Kami sudah dipaksa, beberapa bulan yang lalu, untuk menghancurkan baterai rudal rezim Assad, dan saya harap mereka tidak akan menantang kita di masa depan. ”
Ditanya apakah Iran dan sekutunya telah menggunakan periode itu untuk meningkatkan kegiatan mereka di Suriah, dia mengatakan dia telah melihat “tidak ada dasar untuk itu” dalam penilaian intelijen ‘Israel’.
Pesawat tempur F-35 merupakan jet penyerang generasi ke-5. Di Timur Tengah, ‘Israel’ menjadi negara pertama yang menerima pengiriman arsenal tempur udara termahal di dunia ini.
F-35 diklaim memiliki kemampuan menghilang dari layar radar. Turki menjadi negara kedua di Timur Tengah yang seharusnya memiliki pesawat ini.
Baca: Netanyahu Lobi Putin, Rusia Batal Kirim S-300 ke Suriah
Namun pengiriman unit F-35 ke Turki dihalang-halangi Washington, memicu ketegangan berlarut antara kedua negara.
Rusia telah menyelesaikan penegiriman empat baterai rudal S-300 ke Suriah, yang langsung dirakit dan siap dioperasikan mulai 20 Oktober 2018.
Penempatan rudal S-300 di Suriah ini mengubah drastis peta kekuatan udara di jaziran Teluk.
Reuters melaporkan pada tahun 2015 bahwa ‘Israel’ telah berlatih melawan sistem S-300 yang dipasok oleh Rusia di Yunani.*