Hidayatullah.com—Senjata kimia milik rezim Suriah yang diangkut ke luar untuk dimusnahkan sejauh ini kurang dari 5 persen saja, kata sebuah sumber yang dekat dengan OPCW Rabu (29/1/2014).
Hanya 2 pengapalan masing-masing berisi sekitar 16 metrik ton bahan kimia kategori 1 yang telah meninggalkan pelabuhan Lattakia bulan ini, sebagai bagian dari program perlucutan senjata kimia milik rezim Suriah yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW).
Itu artinya, baru kurang 5% dari sekitar 700 ton bahan kimia yang seharusnya sudah dikapalkan ke luar Suriah paling lambat 31 Desember 2013. Dengan demikian jadwal perlucutan senjata kimia rezim Damaskus terlambat berpekan-pekan.
Demi menghindari serangan militer Amerika Serikat, rezim Bashar Al-Assad setuju menyerahkan persedian senjata kimianya untuk dimusnahkan sebelum 30 Juni 2014.
Pemerintah Assad mengaku memiliki 700 ton bahan kimia paling berbahaya, 500 ton bahan kimia sejenis tetapi bahayanya di bawah yang pertama dan sekitar 122 ton isopropanol di gudang senjata kimianya.
Semua cadangan senjata kimia itu menurut jadwal harus dienyahkan sebelum 5 Februari di luar negeri. Hanya isopropanol yang akan dimusnahkan di dalam wilayah Suriah.
“Hampir bisa dipastikan tengat waktunya tidak akan terpenuhi,” kata salah seorang sumber kepada AFP.
Jurubicara OPCW Christian Chartier menolak untuk memberikan komentar tentang kemajuan program perlucutan senjata kimia Suriah itu.*