Hidayatullah.com– Sebuah cabang Gereja Ortodoks Ukraina yang tetap loyal kepada Moskow setelah perpecahan tahun 2019, sekarang mengatakan akan melepaskan diri dari Gereja Ortodoks Rusia disebabkan invasi negara itu ke Ukraina.
Ukraina diberi izin oleh pemimpin spiritual Orthodox Christians seluruh dunia untuk membentuk gereja yang independen dari Moskow pada 2019, mengakhiri ikatan keagamaan selama berabad-abad antara kedua negara.
Namun banyak paroki, terutama di bagian timur Ukraina, memilih untuk tetap loyal di bawah payung Ukrainian Orthodox Church-Moscow Patriarchate.
Setelah pertemuan para pemimpinnya, gereja Ukraina mengumumkan bahwa mereka akan mendeklarasikan “kemerdekaan penuh” dari Rusia.
“Dewan telah menyetujui penambahan dan perubahan terkait pada Statuta Manajemen Gereja Ortodoks Ukraina, menunjukkan otonomi penuh dan kemerdekaan Gereja Ortodoks Ukraina,” kata pihak gereja dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat malam, seperti dikutip Reuters Sabtu (28/5/2022),
Pernyataan itu mengutuk invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina dan dukungan Patriark Kirill, kepala gereja Rusia, atas apa yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus” untuk memerangi anti-Rusia. Ukraina mengatakan invasi skala penuh sama sekali tidak beralasan.
Menjelang keputusan hari Jumat, lebih dari 400 paroki telah meninggalkan Ukrainian Orthodox Church-Moscow Patriarchate disebabkan invasi Rusia.
Sebuah survei tahun 2020 oleh Razumkov Centre yang berbasis di Kyiv menemukan bahwa 34% warga Ukraina mengidentifikasi diri sebagai anggota utama Orthodox Church of Ukraine, sementara 14% adalah anggota Ukrainian Orthodox Church-Moscow Patriarchate.*