Hidayatullah.com—Raja MalaysiaYang di-Pertuan Agong, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah telah sepakat untuk menunjuk Ketua Pakatan Harapan (PH), Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10.
Pengangkatan Anwar yang juga Anggota Parlemen Tambun sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10 sejalan dengan kekuasaan Yang Mulia sebagaimana diatur dalam Pasal 40(2)(a) dan Pasal 43(2)(a) Federal Konstitusi.
Menurut Pengawas Rumah Tangga Kerajaan Datuk Seri Ahmad Fadil Syamsuddin dalam surat pernyataan yang dikeluarkan, proses selanjutnya Upacara Pengambilan Sumpah sebagai Perdana Menteri yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 17.00, hari ini di Istana.
Pengangkatan Anwar sebagai Perdana Menteri dicapai setelah diskusi khusus Raja-Raja Melayu di Istana Negara, hari ini. “Dalam sesi diskusi khusus dimulai pukul 11.00, Yang Mulia telah setuju untuk bertanya kepada Yang Mulia Raja-Raja Melayu tentang proses pengangkatan Perdana Menteri baru setelah Pemilihan Umum ke-15 pada 19 November 2022,” ujarnya.
Sultan Abdullah mengatakan, rakyat jelata seharusnya tidak dibebani dengan gejolak politik yang tak berkesudahan. “Negara membutuhkan pemerintahan yang stabil untuk mendongkrak lanskap ekonomi dan pembangunan nasional,” katanya.
Kepala Komunikasi Barisan Nasional (BN) Selangor, Jamal Md Yunos menyebut pengangkatan Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10 sebagai pilihan rakyat. Jamal yang juga Kepala Divisi UMNO Sungai Besar mengatakan, BN sepakat membentuk pemerintahan persatuan dengan PH sesuai perintah.
Sementara itu, putri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah mengingatkan ayahnya tentang tantangan yang akan datang dengan posisi sang ayah sebagai pemimpin baru. Ia yang juga Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) ini mengatakan kewaspadaan tak hanya hadir saat menghadapi kekalahan tapi juga saat menang.
“Yang pasti, sejak tahun 1998 hingga sekarang, tugas kita untuk tetap pada garis perjuangan, menuntut keadilan bukan untuk diri kita sendiri, tetapi sebagai katalisator untuk perlindungan bagi semua,” ujarnya.
“Tantangan masih menunggu dan setelah pelantikan, yaitu upaya mempersatukan saudara sebangsa, mengkaji masalah ekonomi yang melanda kita, menarik investasi melalui stimulasi ekonomi dan bakat lokal, serta membangun umat dan bangsa yang berlandaskan keadilan sosial dan tepat guna,” ujarnya.
“Saya sayang papa, selalu bangga dengan papa, meski papa di penjara karena mempertahankan prinsip,” katanya melalui unggahan di Facebooknya, hari ini.
Nurul Izzah menambahkan, warisan yang akan ditinggalkan suatu pemerintahan untuk generasi mendatang bukanlah harta, pangkat atau uang melainkan idealisme dan prinsip perjuangan yang tidak bisa diperjualbelikan.
Sebelumnya, Istana Negara dalam sebuah pernyataan menginformasikan Yang di-Pertuan Agong menunjuk Anwar sebagai Perdana Menteri ke-10 sesuai dengan Pasal 402(2)(a) dan Pasal 43(2)(a) Konstitusi Malaysia.*