Hidayatullah.com– Miliarder kelas dunia George Soros mengumumkan bahwa dia telah menyerahkan kendali atas Open Society Foundations (OSF) – yayasan beraset miliaran dolar – kepada putranya pertamanya Alexander, yang dikenal publik lebih berorientasi politik.
Petualang finansial berusia 92 tahun keturunan Yahudi itu namanya mencuat sejagad dunia setelah mengeruk keuntungan $1 miliar dengan mempermainkan mata uang pound Inggris sehingga Bank of England keok dan menyebabkan krisis keuangan 1992 yang dikenal dengan Black Wednesday.
Sebelumnya, Soros pernah mengatakan tidak ingin pengelolaan Open Society Foundations (OSF) dipegang oleh siapapun dari lima anaknya.
Namun, Soros kini menunjuk putranya Alexander sebagai ketua salah satu yayasan filantropi global terkaya. “Dia layak,” kata Soros, yang kekayaan pribadinya mencapai $6,7 miliar.
George Soros telah menikah tiga kali dan memiliki lima anak bernama Alexander, Andrea, Gregory, Robert dan Jonathan.
“Dengan latar belakang saya, ada banyak jalan saya bisa tersesat,” kata Alexander.
“Namun sebaliknya, saya justru menjadi gila kerja, dan hidup saya adalah pekerjaan saya,” ujar pria berusia 37 tahun itu, menegaskan bahwa dirinya berbeda dengan kebanyakan anak orang super kaya yang cenderung hidup berfoya-foya dan sekedar menikmati harta orangtua.
Alexander, yang kuliah jurusan sejarah di New York University dan memperoleh gelar PhD dari University of California, Berkeley, melahirkan inisiatif sendiri untuk menyokong organisasi-organisasi Yahudi progresif, kepedulian terhadap lingkungan, serta hak-hak pekerja di Amerika Serikat.
Putra tertua Soros itu, yang diam-diam ditunjuk untuk memimpin OSF pada bulan Desember 2022, dalam wawancara dengan Wall Street Journal yang dimuat hari Ahad (11/6/2023), mengaku lebih memiliki kecenderungan politik dibandingkan ayahnya, dan dia berencana untuk terus mendonasikan uang keluarganya ke kandidat-kandidat politik di Amerika Serikat yang beraliran kiri, lansir The Guardian.
Ayahnya selama ini dikenal sebagai salah satu donor terbesar bagi kandidat-kandidat politik dari Partai Demokrat AS.
“Kami akan melipatgandakan (dana) untuk pembelaan terhadap hak untuk memilih (dalam pemilu) dan kebebasan pribadi di dalam negeri dan mendukung perjuangan demokrasi di luar negeri,” kata Alexander.
Alexander, yang awal pekan ini memamerkan di Twitter foto dirinya bersama Wakil Presiden AS Kamala Harris, sekarang mengarahkan aktivitas politik selaku presiden komite aksi politik yayasan milik ayahnya.
Yayasan tersebut, di mana Alexander menjabat wakil ketua sejak 2017, menyalurkan dana sekitar $1,5 miliar per tahun untuk kelompok-kelompok yang mendukung hak asasi manusia dan membantu membangun demokrasi.
Dia juga duduk di komite investasi yayasan yang mengawasi Soros Fund Management (OSF), dengan sebagian besar dari $25 miliar aset yang dikelola adalah milik OSF. Pada tahun 2018, OSF menerima kucuran uang $18 miliar dari ayahnya.*