Hidayatullah.com—Zionis ‘Israel’ saat ini berencana membangun perluasan jalur kereta api cepat yang rencananya akan mencapai Arab Saudi dan diperkirakan mencapai US$27 miliar atau sekitar Rp 407 triliun. Rencana itu diungkapkan Perdana Menteri ‘Israel’, Benjamin Netanyahu dalam pertemuan kabinet mingguan ‘Israel’ belum lama ini.
“Di masa depan kami akan dapat mengangkut kargo dengan kereta api yakni dari Eilat ke Mediterania kami,” ujarnya dikutip dari Reuters, Selasa (1/8/2023).
Nantinya, jalur-jalur tersebut rencananya juga akan menghubungkan kota metropolitan Tel Aviv ke daerah-daerah terpencil di ‘Israel’. Selain itu, yang lebih mengejutkan jalur kereta itu dikatakan Benjamin dapat menghubungkan ‘Israel’ dengan Arab Saudi lewat jalur darat.
“Juga akan dapat menghubungkan ‘Israel’ dengan kereta api ke Arab Saudi dan semenanjung Arab,” katanya.
Tidak hanya itu, proyek tersebut juga promosikan sebagai proyek prakarsa infrastruktur dan termasuk dalam program ‘Proyek Satu ‘Israel’’. Proyek itu memang dikhususkan sebagai program yang dirancang untuk mengurangi waktu perjalanan.
Yaitu, dengan kereta api untuk kepentingan bisnis dan pemerintahan negara menjadi dua jam atau kurang. “Rencana proyek jalur kereta api yang menghubungkan ‘Israel’ dan Arab Saudi sejatinya bukan menjadi yang pertama kali mencuat,” kata Bejamin.
Sebelumnya pada 2018 silam, pemerintah ‘Israel’ dikabarkan telah mengalokasikan anggaran sebesar 15 juta New ‘Israel’ Shekel (NIS). Anggaran tersebut setara US$ 4,5 juta dalam anggaran 2019.
Dana tersebut digunakan untuk membangun stasiun pemberangkatan dari ‘Israel’ di Bisan. Nantinya, jalur kereta itu akan melintasi Yordan, Irak, dan Arab Saudi untuk membawa berbagai barang yang ditampung di Pelabuhan Haifa.
Sementara itu, Menteri Transportasi ‘Israel’, Y’Israel’ Katz menyebut jalur kereta ini sebagai ‘jalur perdamaian’. “Jalur kereta api itu juga akan menurunkan jumlah operasional truk yang rawan kecelakaan di kawasan itu,” ucapnya.
Konsep pembangunan jalur rel itu sendiri tidak jauh berbeda dengan masa kejayaan Kekaisaran Ottoman (Utsmani) . Kerajaan itu membangun jalur rel kereta uap.
Hal itu bertujuan untuk menghubungkan Laut Meditarania menuju pasar-pasar di Damaskus. Serta juga menghadirkan jalur menuju kota suci Madinah di Arab Saudi.
Untuk diketahui, Eilat dipisahkan dari pusat kota utama Palestina (yang kini diduduki ‘Israel’) oleh gurun Negev dan Arava yang luas. Dimona, tempat stasiun kereta paling selatan berada, berjarak 208 kilometer (130 mil) dari Eilat.*