Hidayatullah.com– Seorang pemuda berusia 20-an tahun di Idaho, Amerika Serikat, yang mengidolakan damkar sengaja membakar semak dan membunuh beberapa petugas pemadam kebakaran.
Dua personel damkar Frank Harwood dan John Morrison, terbunuh dan petugas ketiga, Dave Tysdal, terluka setelah Wess Roley melepaskan tembakan setibanya mereka di lokasi kebakaran di Canfield Mountain, sebelah utara Coeur d’Alene, hari Ahad (29/6/2025).
Setelah perburuan selama berjam-jam, tim gerak cepat kepolisian SWAT menemukan seorang pria tewas — diidentifikasi sebagai Roley — di dekat lokasi kejadian.
Kootenai County Sheriff, Bob Norris, dalam konferensi pers hari Senin (30/6/2025) mengatakan Roley pernah bercita-cita ingin menjadi petugas damkar, lansir BBC.
Kakeknya juga mengatakan kepada NBC News bahwa cucunya tersebut sebenarnya sangat mengagumi dan menghormati aparat hukum.
Dale Roley mengatakan cucunya sudah lama berusaha untuk mendapatkan pekerjaan sebagai anggota damkar, dan menjadi bagian dari tim yang diidolakannya itu.
“Dia sangat mencintai damkar,” ujar Dale Roley. “Tidak habis pikir dia justru menembaki petugas damkar. Dia mungkin ditolak atau entah karena hal lain.
”Sheriff Norris mengatakan tersangka merupakan tunawisma dan dia menyerang petugas setelah mereka menyuruhnya memindahkan kendaraannya, yang merupakan tempat tinggalnya selama ini.
“Ada interaksi dengan para petugas damkar,” kata Norris. “Berkaitan dengan kendaraannya yang diparkir di tempat itu.”
Penyidik meyakini Roley menggunakan batu api yang ditemukan di dekat jasadnya untuk sengaja menyulut api.
“Itu merupakan aksi penyergapan,” kata Norris kepada awak media. “Para petugas damkar itu sama sekali tidak menyangka.”
Satu petugas yang tewas bekerja untuk damkar kota setempat, sementara seorang lainnya untuk Kootenai County Fire and Rescue.
Petugas damkar ketiga saat ini masih kritis tetapi kondisi stabil, imbuh Norris.
Petugas menerima panggilan pertama tentang kebakaran di permukiman di pegunungan itu sekitar pukul 13:21 siang waktu setempat, dan 40 menit kemudian ada laporan masuk tentang petugas damkar yang ditembaki, papar Norris.
Kebakaran yang diberi nama Nettleton Gulch Fire meluas hingga menghanguskan 26 hektar dan terus berkobar pada hari Senin, kata Norris. Tidak ada bangunan yang rusak, dan aparat berharap api dapat dipadamkan pada Senin malam.
Lebih dari 300 aparat hukum dari wilayah kota, county, negara bagian dan federal turun ke lapangan ketika kasus penembakan terjadi, berikut dua helikopter dan penembak jitu di dalamnya.
Pihak berwenang menyakini pelaku menggunakan senapan berkekuatan besar ketika menembaki petugas, sehingga aparat tidak mengetahui pasti berapa jumlah pelaku di awal kejadian.
Petugas kemudian menemukan sebuah senjata api, serta beberapa peluru dan selongsong yang diduga berasal dari senapan yang ditemukan. Mereka menduga ada senjata lain yang disembunyikan di daerah pegunungan itu.
Setelah terlibat baku tembak, tersangka berhasil ditemukan lokasinya dari hasil pelacakan terhadap ponselnya di sebuah jalur pendakian yang populer di kalangan wisatawan. Jalur itu pada Ahad petang dipakai ratusan pendaki.
“Sepertinya dia menembak dirinya sendiri,” kata Norris kepada para reporter tentang pelaku yang ditemukan tidak bernyawa.
Pelaku pindah ke Idaho pada 2024. Dia pernah berurusan dengan polisi karena menerobos area sebuah restoran.
Saat melakukan upaya penangkapan, supaya tersangka tidak kabur, petugas melumpuhkan mobilnya dan mendorongnya ke jurang. Petugas belum bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kendaraan tersebut.
Beberapa mobil damkar juga dikempeskan bannya supaya tidak dipakai untuk melarikan diri.
Norris juga membantah kabar palsu yang beredar di media sosial bahwa tersangka memiliki keterkaitan dengan jihad Islam.
Menurut tulisan ibunya di media sosial, tersangka pindah dari Arizona ke Idaho pada 2023 untuk bekerja di perusahaan jasa pemangkasan pohon milik ayahnya.
Ibunya menulis pada Oktober 2024 bahwa putranya itu hidup dengan baik di Idaho.*