Hidayatullah.com- Masyarakat perlu mengerti jika Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha bangkit dan membangun kekuatan dengan penampilan barunya.
“Nama mereka ubah, pun gambar dalam bendera mereka ubah,” tegas Ketua Centre For Indonesian Communities Studies (CICS) Surabaya Arukat Djaswadi dalam orasinya pada Tabligh Akbar dalam rangka penolakan partai komunisme di depan Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (01/10/2014) Siang.
Menurut Arukat, saat ini kader-kader PKI bermetamorfosis dengan memposisikan sebagai korban Orde Baru. Sayangnya, masyarakat masih banyak yang tidak percaya jika PKI sudah bangkit kembali di Indonesia. Bahkan mereka juga telah masuk melalui jalur politik. [Baca: Kader PKI Sudah Masuk Jalur Politik]
Arukat mengungkapkan apa yang dikatakan PKI perihal diri mereka adalah korban Orde Baru sebenarnya hanya omong kosong dan penipuan.
Sebab, sebagai pelaku sejarah, pada tanggal 29 September 1965 oleh Kepala Sekolahnya, ia beserta rekan-rekannya pernah digiring pergi bersama ke Gedung Grahadi untuk menyerbu dan melempari batu. Bahkan di tempat tersebut tiba-tiba berkibar bendera “palu arit” (baca: benderanya orang PKI).
“Mereka selalu menggatasnamakan korban Orde Baru sebagai nama organisasi,” tegasnya.
Ia menyebutkan tiga organisasi terindikasi memiliki kaitan dengan PKI; Antara lain Pakorba (Paguyuban Korban Orde Baru), LPKP 65 (Lembaga Penelitian Korban Peristiwa Tahun 1965), LPRKROB (Lembaga Perjuangan Rehabilitasi Korban Rezim Orde Baru).
Nama-nama lembaga ini dinilai Arukat sengaja merubah itu semua dalam rangka untuk mengelabui masyarakat Indonesia. Di mana PKI menjadi korban dan umat Islam yang melakukan pembantaian.
Mereka dinilai ingin mendapatkan simpati dari masyarakat dengan mengatakan dan menempatkan diri mereka sebagai korban.
“Apa yang dilakukan oleh PKI itu adalah penipuan,” tegasnya.*/ Achmad Fazeri